Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Pakai Barang 'Kawe' Bukan Gangguan Jiwa, Ini soal Pilihan..."

Kompas.com - 02/07/2020, 14:34 WIB
Nabilla Tashandra,
Glori K. Wadrianto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Menggunakan barang keluaran brand ternama tentu menjadi kebanggaan tersendiri bagi pemakainya.Tak jarang, barang-barang tersebut juga bisa mendongkrak rasa percaya diri si pemakai.

Untuk mencapai segala sensasi itu, banyak orang rela membayar harga yang mahal agar memiliki barang yang mereka dambakan.

Pada saat yang sama, para pelaku usaha -baik besar dan kecil, menangkap peluang pasar dengan membuat barang tiruan.

Baca juga: Pria Juga Ingin Tampil dengan Barang Fashion Branded

Maka bertebaranlah barang-barang palsu, mulai dari yang berkualitas rendah hingga yang sangat mirip dengan produk aslinya.

"Ah percuma gue pake barang mahal, paling nanti orang bilang, keren ya barang elu, 'kayak asli'," seloroh Heru sambil tertawa. 

Bapak dua anak ini berpendapat, penampilan seseorang sangat bergantung pada kecocokan dari barang yang dipakai dengan sosok yang memakainya.

Karena alasan itulah, Heru lebih senang memilih barang yang sesuai dengan kebutuhan, tanpa terlalu memedulikan brand.

"Barang 'kawe' pun kalo yang pake keren, cakep, ya pasti disangka asli," sambung Heru lagi.

Mungkin apa yang disebut Heru ada benarnya.

Di tengah gaya hidup masyarakat modern yang kerap berkiblat pada tren, pilihan barang pun menjadi amat beragam.

Merek-merek terkenal menciptakan segmennya sendiri. Di sisi lain, mereka yang ingin ikut tampil keren, tak ragu memilih barang tiruan alias "kawe".

Baca juga: Tips Berburu Barang Branded Preloved

Uniknya, mereka yang menggunakan barang palsu semacam itu datang dari berbagai lapisan ekonomi masyarakat.

"Aku pun pernah menemukan, ada ibu-ibu dia terbiasa pakai barang mahal, dia kaya sekali dan punya tas mahal dan orang tahu. Tapi, ternyata tidak semuanya (tas) asli."

"Jadi, dia tidak mau spend this much untuk suatu barang. Jadi ini adalah pilihan, tergantung apakah mau spend much money atau enggak."

Begitu kata Psikolog & Konselor dari Personal Growth, Ghianina Armand, MSc, menanggapi fenomena penggunaan barang palsu di kalangan masyarakat.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com