Contohnya seperti permintaan untuk ditemani melakukan kegiatan di luar pekerjaan dengan paksaan atau memegang-megang anggota tubuh tanpa izin.
Dalam kondisi ini, jawaban yang diberikan oleh penyintas akan memengaruhi kelangsungan kariernya.
Misalnya, jika bawahan menolak untuk disentuh tubuhnya, maka ia tidak akan naik jabatan atau apabila menolak diajak ke acara pribadi maka akan dipecat.
Baca juga: Ada Banyak Jenis Pelecehan Seksual, Apa Sajakah?
Dampak pelecehan seksual bagi kesehatan penyintas
Kalimat seperti, “Cuma bercanda, jangan marah dong,” atau “Kalau nggak mau digodain, jangan pakai baju terbuka!” masih sering keluar setiap para penyintas pelecehan seksual melaporkan perlakuan yang diterimanya.
Hal ini tentu sangat memprihatinkan. Sebab komentar ini menganggap enteng kejadian tersebut dan membuat narasi seolah kejadian tersebut bukanlah salah pelaku tapi salah korban.
Padahal, pelecehan yang dianggap bercanda itu bisa memberikan pengaruh yang signifikan terhadap penyintas, baik dari segi kesehatan fisik maupun mental. Berikut ini gangguan kesehatan yang bisa muncul akibat pelecehan seksual.
1. Depresi
Orang yang pernah mengalami pelecehan seksual dapat mengalami depresi jangka panjang. Jadi, dampak ini mungkin tidak langsung terlihat saat itu juga.
Penyintas pelecehan seksual yang masih berusia remaja maupun 20 tahunan awal saat kejadian tersebut dialaminya, bisa saja baru menunjukkan gejala depresi saat masuk usia 30 tahunan awal.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.