Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Komnas Perempuan: Pelecehan Seksual Bukan Salah Cara Berpakaian Perempuan

Kompas.com - 02/07/2020, 19:21 WIB
Gading Perkasa,
Wisnubrata

Tim Redaksi

Survei Pelecehan Seksual di Ruang Publik yang dilaksanakan secara nasional pada akhir tahun 2018 selama 16 Hari Anti Kekerasan Terhadap Perempuan (HAKTP) juga pernah menyoal cara berpakaian korban yang sering dijadikan kambing hitam.

Dari analisis data survei yang diikuti oleh lebih dari 62.000 orang, koalisi menemukan fakta menarik yang membantah mitos-mitos yang beredar terkait pelecehan seksual.

Menurut hasil survei, mayoritas korban pelecehan tidak mengenakan baju terbuka saat mengalami pelecehan seksual melainkan memakai celana/rok panjang (18%), hijab (17%), dan baju lengan panjang (16%).

Hasil survei juga menunjukkan bahwa waktu korban mengalami pelecehan mayoritas terjadi pada siang hari (35%) dan sore hari (25%), berbeda dari mitos yang banyak dipercaya orang bahwa pelecehan seksual terjadi karena korban berada di luar rumah pada malam hari.

"Selama ini korban pelecehan seksual banyak disalahkan karena dianggap ‘mengundang’ aksi pelecehan dengan memakai baju seksi atau jalan sendiri di malam hari. Tapi semua anggapan itu bisa dibantah dengan hasil survei ini."

"Hasil survei ini jelas menunjukkan bahwa perempuan bercadar pun sering dilecehkan, bahkan pada siang hari,” kata founder perEMPUan Rika Rosvianti (Neqy), mewakili koalisi.

Baca juga: Ada Banyak Jenis Pelecehan Seksual, Apa Sajakah?

Adapun dalam kasus pelecehan yang terjadi di gerai Starbucks, pelaku yang bersangkutan telah diberhentikan.

"Orang-orang harus tahu, pelecehan seksual adalah hal yang menjatuhkan martabat perempuan. Jangan pernah melakukan pelecehan seksual terhadap perempuan, kapan pun, di mana pun, dan dengan alasan apa pun," kata Mariana.

Sementara itu, pihak Starbucks telah memberikan pernyataan terkait aksi tersebut di akun Twitter resminya, @SbuxIndonesia pada hari ini.

"Starbucks Indonesia merasa sangat tidak nyaman setelah mengetahui adanya insiden di dalam area gerai kami yang harus disikapi secara serius."

"Perilaku tersebut di luar norma-norma yang sangat kami junjung, di mana kami menerapkan standar yang tinggi agar setiap pelanggan di seluruh gerai merasa nyaman dan aman."

"Kami telah menindaklanjuti dan memastikan hal ini tidak akan terulang kembali."

"Perilaku tersebut tidak dapat ditoleransi dan kami memastikan bahwa individu yang bersangkutan sudah tidak bekerja lagi bersama Starbucks Indonesia," demikian pernyataan yang dibuat Starbucks.

Baca juga: Walau Sepele, Bersiul Kepada Seseorang Termasuk Pelecehan Seksual Lho

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com