KOMPAS.com - Pap smear adalah prosedur pemeriksaan laboratorium yang dilakukan untuk melihat ada tidaknya kelainan di sel-sel mulut rahim yang dapat mengarah kepada penyakit kanker mulut rahim atau kanker serviks.
Pap smear idealnya dilakukan secara berkala. Menurut Dokter Spesialis Kandungan & Kebidanan, Dr. Valencia Astri Yuwono, B.Med. Sc, Sp.OG, bagi perempuan berusia 21-29 tahun, pap smear dianjurkan tiga tahun sekali.
Hasil pap smear menentukan tindakan selanjutnya, termasuk berapa kali pemeriksaan lanjutan perlu dilakukan.
Lalu, apa hal-hal yang tidak boleh dilakukan sebelum menjalani pemeriksaan pap smear?
Valencia menjelaskan, pap smear dilakukan untuk mengambil sel-sel mulut rahim yang sudah terkelupas.
Oleh karena itu, tidak dianjurkan melakukan tindakan yang dapat menghilangkan sel-sel yang terkelupas tersebut.
"Contohnya berhubungan seks. Kalau terkena gesekan penis atau cairan ejakulasi otomatis terbuang."
Hal itu diungkapkan oleh Valencia dalam IG Live bersama Eka Hospital BSD, Jumat (3/7/2020).
Selain itu, pasien juga tidak boleh dalam masa menstruasi dan bebas dari darah haid. Hindari pula melakukan douching atau pembersihan vagina hingga ke dalam karena itu juga akan mengeluarkan lendir di dalam vagina.
"Sehingga pada saat datang ke dokter kandungan lendir itu bisa diambil," tuturnya.
Baca juga: Belajar dari Penyakit Jupe, Suami Wajib Ingatkan Istri Pap Smear
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.