Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 09/07/2020, 20:05 WIB
Nabilla Tashandra,
Bestari Kumala Dewi

Tim Redaksi

Sumber

KOMPAS.com - Menonton film porno adalah aktivitas yang dianggap tidak mendidik serta dapat merusak otak dan hubungan, bagi sebagian besar masyarakat.

Meski sudah dilarang, tetap ada saja yang menonton film dewasa tersebut.

Jika kita mendalaminya lebih jauh tenrang efek mengonsumsi film dewasa, apakah efeknya buruk bagi kesehatan?

Baca juga: 3 Cara Hilangkan Kebiasaan Menonton Film Porno

Laman theconversation.com bertanya kepada lima pakar, tentang apakah menonton film porno buruk bagi kesehatan, dan jawabannya adalah tiga dari lima menjawab "ya, film porno buruk bagi kesehatan".

Pada umunnya, para pakar menyoroti tentang ekspektasi tidak realistis yang mungkin muncul dari perilaku menonton film porno. Ini juga berkaitan dengan kekerasan berbasis gender dan potensi kecanduan.

Peneliti kesehatan seksual dan reproduksi dari Department of General Practice, University of Melbourne, Meredith Temple-Smith, salah satunya, memandang bahwa efek buruk menonton pornografi bervariasi berdasarkan setiap jenis kelamin, tingkat kematangan, jenis pornografi, hingga potensi kecanduannya.

Sayangnya, sulit untuk mendapatkan informasi penggunaan yang akurat untuk menentukan dampak menonton pornografi terhadap kesehatan jangka panjang dan kesehatan mental.

Di satu sisi, kata dia, beberapa penelitian menunjukkan bahwa pornografi mungkin bisa dimanfaatkan sebagai bentuk pendidikan.

Namun, bagi kebanyakan orang yang kekurangan pengalaman, menonton film porno dapat menimbulkan harapan yang tidak realistis tentang aktivitas seksual yang diinginkan oleh pasangan mereka.

"Perilaku kekerasan sering dimodelkan dan dinormalisasi dalam pornografi, yang tidak kondusif bagi sikap atau hubungan yang sehat di dunia nyata," kata Temple-Smith.

Baca juga: Cara Aktor Film Porno Menjaga Ereksinya Bertahan Sepanjang Film

Ia menambahkan, menonton film porno juga dapat memicu kecemasan kinerja dan masalah citra tubuh terhadap mereka yang menggunakannya dan yang muncul di dalamnya.

"Dua belah pihak memerlukan pendekatan minimalisasi bahaya untuk melindungi mereka dari infeksi menular seksual, pemaksaan seksual, dan kekerasan," ungkapnya.

Sementara Associate Professor dari Queensland University of Technology yang penelitiannya fokus pada gender, seksualitas dan kekerasan interpersonal menyoroti tiga efek buruk dari menonton film porno.

Pertama, menurutnya pornografi mengajarkan perilaku seksis dan kurang egaliter, seperti yang ditemukan dalam studi meta-analisis, eksperimen dan studi longitudinal di kalangan remaja dan orang dewasa.

Kedua, penggunaan pornografi secara konsisten dikaitkan dengan kualitas hubungan yang lebih buruk. Pria yang menggunakan pornografi disebut memiliki tingkat kepuasan seksual dan hubungan yang lebih rendah.

Sementara wanita yang pasangan prianya mengonsunsi konten pornografi melaporkan berkurangnya keintiman, objektifikasi diri dan rasa malu tubuh, serta mengalami paksaan seksual.

Ketiga, pornografi mengajarkan sikap dan perilaku agresif secara seksual. Orang-orang yang mengonsumsi konten pornografi memiliki sikap yang cenderung lebih mendukung kekerasan.

"Menonton pornografi buruk bagi hubungan seseorang, kehidupan seks mereka, dan perlakuan mereka terhadap orang lain. Seks itu bagus, tetapi porno tidak," ungkapnya.

Baca juga: Cermati, Problem Kecanduan Pornografi dan Sederet Risikonya

Halaman:
Baca tentang
Sumber
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com