Lalu, mengapa ada dua pakar yang menilai pornografi tidak berdampak buruk terhadap kesehatan?
Anggota Dewan Penelitian Australia DECRA (2020-2022) di Pusat Penelitian Australia untuk Seks, Kesehatan, dan Masyarakat (ARCSHS), Universitas La Trobe di Melbourne, Andrea Waling mengatakan, menonton pornografi tidak berdampak buruk terhadap kesehatan, namun bergantung pada bagaimana itu digunakan.
Menurutnya, pornografi dapat menciptakan lingkungan yang lebih terbuka dan permisif bagi pasangan untuk mengeksplorasi fantasi erotis bersama, serta memfasilitasi keintiman yang lebih besar.
Pornografi dapat menjadi bantuan untuk masturbasi, serta dikenal dapat membantu menghilangkan stres dan kecemasan.
Baca juga: Berapa Kali Nonton Porno yang Masih Dianggap Normal?
Masturbasi juga dapat meningkatkan harga diri bagi sebagian wanita yang memiliki pasangan dan memberi pemahaman yang lebih baik tentang fisiologi seksual.
"Bahkan ada sejumlah manfaat kesehatan fisik, termasuk menurunkan risiko terkena diabetes tipe 2," ungkap Waling.
Meski begitu, ia sepakat bahwa harapan yang tidak realistis dalam pornografi juga dapat berkontribusi pada masalah citra tubuh dan gangguan makan, serta kepuasan hubungan yang lebih buruk.
Para peneliti, menurutnya, terbagi untuk melihat apakah pornografi dapat menimbulkan kecanduan atau tidak dan apakah pornografi merupakan penyebab langsung dari kekerasan seksual.
"Namun demikian, masalah kesehatan mental mungkin lebih terkait dengan stigma seputar menonton pornografi, daripada pornografi itu sendiri," kata dia.
Baca juga: Saat Mantan Bintang Porno Jenna Jameson Berbagi Foto Langsing di IG
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.