"Sepeda itu kan kayak ngukur diri. Gue cape nih, gue kuat gak ya, kita kayak menakar diri dengan tarik napas."
"Gila tanjakannya, turun enggak ya. Jangan turun, gengsi banget. Itu ngomong sendiri gak ada orang lain," sebut Nugie.
"Ternyata bisa, ayo semangat. Kebahagiaan yang tidak bisa dikatakan," sambungnya.
Kendati demikian Nugie mengimbau para pesepeda -khususnya yang baru mulai, untuk tak memaksakan diri, dan peka menakar diri.
"Yang pasti jangan ngoyo, sinyal seperti kesulitan bernapas hingga sesak napas, jangan dipaksain," sebut dia.
Baca juga: Bersepeda dan Olahraga Terbukti Membantu Meningkatkan Kualitas Tidur
Sebelum benar-benar hijrah menjadikan sepeda sebagai alat transportasi di tahun 2009, Nugie sudah pernah mengikuti acara touring bersepeda Yogyakarta-Jakarta, tahun 2007.
"Saya masih punya waktu sepedahan. Ada anak yang ikut sepedahan menganggap (enteng), ngebut di awal. Gak nyampe 2-3 kilo, muntah-muntah."
"Berarti (dia) belum ada kesiapan badan menerima beban. Sepeda harus dimulai dengan pelan, kalo udah siap baru ngebut. Itu kaya pelajaran hidup," tandas Nugie.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.