Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tiap Detik Laku 5 Produk, Kisah Jatuh Bangun di Balik Sukses Wardah

Kompas.com - 14/07/2020, 10:52 WIB
Reni Susanti,
Glori K. Wadrianto

Tim Redaksi

Di saat krisis moneter, ia justru membangun pabrik. Hingga ia mendapat julukan jayamon (jaya di saat krisis moneter).

Berkembang pesat

Perusahaannya berkembang pesat saat generasi kedua -masih di 2002 dan 2003. Kolaborasi beda generasi ini membentek corporate startup dengan cepat.

Namun di tahun 2004, penjualan MLM syariah turun 50 persen per tahun. Menginjak tahun 2005, ia mulai memasok produk ke MLM lain.

Baru di tahun 2009, perusahaan itu melakukan relaunching Wardah menjadi lebih modern. Momen ini berbarengan dengan booming-nya tren hijaber.

“Satu-satunya yang bisa menjawab kebutuhan hijaber adalah Wardah. Momennya pas."

"Kalau dalam Islam, tidak ada kejadian tanpa seizin Allah. Ini pertolongan Allah kembali,” cetus dia.

Dari sana terjadi lonjakan luar biasa. Tahun 2010 ia mulai merilis produk Make Over dan mengganti nama menjadi PT Paragon Technology and Innovation di 2011.

Tahun 2014, Nurhayati mengeluarkan produk untuk remaja bernama Emina.

Kini, perusahaannya menjadi market leader kosmetik di Indonesia, bahkan pernah menjadi pembahasan di Harvard Business Review.

Wardah dan juga sosok Nurhayati mendapat banyak penghargaan. Sebutkah Top Brand di 15 kategori dan 25 wanita berpengaruh di bidang enterpreuneur di Asia versi majalah Forbes.

Dengan kekuatan enam nilai di perusahannya, antara lain kekeluargaan dan tanggung jawab, membuat perusahaan ini terus berkembang.

“Pekerja saya banyaknya milenial. Orang bilang milenial itu gampang keluar, tapi di kita enggak. Tingkat turn over-nya kecil sekali,” tutur dia.

Baca juga: Wardah Kembali Hadirkan Kolaborasi Mode dan Kosmetik

Tak hanya itu, Nurhayati kini memiliki pabrik seluas 20 hektar, 32 distribution center di seluruh Indonesia, dan satu di Malaysia.

Inspirasi

Bila bertanya siapa sumber inspirasi bagi Nurhayati? Jawabannya adalah orangtua-nya.

Sang ayah adalah pedagang sekaligus Ketua Muhammadiyah di Padang Panjang.

Orangtuanya menanamkan enam nilai dalam keluarganya, yaitu visioner, iman-takwa, ilmu pengetahuan-teknologi, peduli lingkungan dan masyarakat, suportif, serta motivatif.

Setelah ditinggal sang ayah, ibunya menjadi orangtua tunggal. Meski membesarkan delapan anak seorang diri, seluruh anaknya mampu lulusan dari perguruan tinggi.

“Ibu saya selalu bilang, kita tidak usah khawatir. Di tiap kesulitan, insha Allah ada kemudahan. Inspirasi dari orangtua inilah yang kami pegang sampai sekarang,” ungkap dia.

Semua kerja kerasnya membawa Nurhayati meraih gelar doktor honoris causa dari ITB. Ia menjadi perempuan pertama yang mendapat anugerah tersebut dari ITB.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com