Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Brompton Menangi Sengketa Hak Cipta Lawan Brand Seli Korsel Get2Get

Kompas.com - 16/07/2020, 06:30 WIB
Glori K. Wadrianto

Editor

CJEU menyimpulkan, perlindungan hak cipta memang berlaku untuk produk yang bentuknya, -secara penuh atau sebagian, diperlukan untuk mendapatkan hasil teknis.

Dalam rinciannya, CJEU mengatakan, perlindungan hak cipta berasal dari ekspresi ide dan tidak harus ide itu sendiri.

Sepeda tiruan Brompton di Indonesia

Brompton baru-baru ini memberikan kabar mengenai adanya hambatan produksi di Greenford, pinggiran London, menyusul pandemi Covid-19 yang melanda dunia, termasuk Inggris.

Pada saat yang bersamaan, Brompton menyebut peningkatan prevalensi infrastruktur bersepeda di seluruh dunia telah menyebabkan lonjakan permintaan untuk sepeda lipat komuter ini.

Lalu, bagaimana dengan yang terjadi di Indonesia? Ketika permintaan Brompton yang melonjak, tak diimbangi dengan ketersediaan stok, maka harga pun naik tinggi.

Baca juga: 5 Sepeda Lipat Mahal dan Keren di Indonesia, Bukan Cuma Brompton

Pilihan sepeda yang meniru Brompton pun laris manis di pasar Indonesia.

Ada Pikes dari produsen lokal Element, ada 3Sixty dari Korsel/China, hingga industri rumahan macam Kreuz di Bandung pun kebanjiran order.

Lantas, apakah keputusan kasus hak cipta Brompton ini juga bakal berimplikasi pada keberadaan sepeda-sepeda tersebut?

Namun, satu hal yang berbeda dalam rivalitas Get2Get Chedech dan Brompton adalah, sepeda Korsel tersebut dibuat dengan material karbon, yang harga jualnya pun sebanding dengan Brompton.

Bisa jadi, Brompton merasa dirugikan karena pangsa pasarnya di Belgia tergerus -karena berada pada segmen yang sama.

Padahal, secara kasat mata, desain Get2Get Chedech relatif tak terlalu mirip dengan Brompton. Setidaknya, para pengguna dapat langsung mengenali dengan mudah, Chedech bukanlah Brompton.

Baca juga: Cerita Brompton Mahal Dikira Sepeda Kreuz Bandung, duh...

Sementara, di Indonesia, sepeda tiruan Brompton adalah hasil produksi massal dengan kualitas yang tak sebanding dengan versi asli Brompton. Meski penampakannya persis Brompton.

Lalu, akankah Brompton melirik pasar di Indonesia seperti mereka melihat kasus di Belgia?

Atau, apakah Brompton berdiam karena menilai sepeda tiruan di Indonesia "beda kelas" dengan Brompton?

Kita tunggu saja...

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Baca tentang


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com