Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 16/07/2020, 14:48 WIB
Nabilla Tashandra,
Lusia Kus Anna

Tim Redaksi

Sumber CNBC

KOMPAS.com - Elon Musk adalah orang luar biasa dari Silicon Valley yang kini juga menyandang predikat sebagai inovator. Ia juga disebut membuat temuan-temuan kontemporer bagi Amerika. 

Banyak orang penasaran dengan ide-ide besar yang dimilikinya. Walau dianggap mustahil, namun bos Tesla ini selalu berhasil membuktikan mimpinya, salah satunya melakukan eksplorasi ke Mars lewat perusahaannya SpaceX.

Kejeniusan Musk ternyata sudah terlihat sejak ia kecil. Dalam acara talkshow di podcast "Third Row Tesla", Februari lalu, terungkap bahwa Musk sudah menyukai ilmu sains.

Ada dua mata pelajaran yang paling disukainya dan selalu mendapatkan nilai baik, yakni fisika dan ilmu komputer.

Musk mengatakan, saat itu ia berpikir dirinya kelak akan memanfaatkan kecerdasarannya di bidang fisika dan mengerjakan akselerator partikel saat dewasa.

Menurut CERN, Organisasi Eropa untuk Riset Nuklir, akselerator partikel adalah mesin yang mendorong partikel bermuatan, seperti proton atau elektron, dengan kecepatan tinggi, mendekati kecepatan cahaya, sehingga berukuran sangat kecil dan bisa diteliti ilmuwan.

Baca juga: Mengenal Elon Musk, Pria di Balik SpaceX...

Itu sepertinya pilihan karier yang logis untuk Musk karena ia ingin mengetahui lebih banyak tentang alam semesta dan amat mencintai sains.

"Aku berpikir, 'Oke, aku ingin mencari tahu apa sifat alam semesta,' jadi, [aku] akan mencoba bekerja dengan orang-orang yang saling membenturkan partikel dan melihat apa yang terjadi," katanya dalam podcast tersebut.

Namun, pada 1993 ketika Musk berusia 22 tahun, rencananya berubah karena  Semi Collider Superkonduktor dibatalkan di Amerika Serikat.

Dilansir Wired, itu adalah proyek akselerator partikel terbesar di dunia pada saat itu dan ditutup setelah dana pemerintah ditarik.

Ia berpikir bagaimana jika ia berkarir di sana selama bertahun-tahun namun pemerintah dengan tiba-tiba membatalkannya.

Baca juga: Elon Musk, SpaceX, dan Impiannya Membuat Koloni di Mars

Halaman:
Sumber CNBC
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com