Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 16/07/2020, 14:48 WIB
Nabilla Tashandra,
Lusia Kus Anna

Tim Redaksi

Sumber CNBC

Mendirikan startup

Musk saat itu berkuliah di Universitas Pennsylvania serta mempelajari fisika dan ekonomi.

Setelah lulus pada 1997, alih-alih bekerja di akselerator partikel, Musk menggunakan keterampilan ilmu komputernya untuk mendirikan start-up pertamanya, sebuah perusahaan perangkat lunak panduan kota bernama "Zip2".

Pada tahun 1999, Musk menjual Zip2 ke Compaq dengan harga sekitar 300 juta Dollar AS (sekitar Rp 4,4 triliun) dan menggunakan itu untuk mendirikan X.com, platform sistem pembayaran yang kemudian terkenal dengan nama PayPal.

Pada 2002, eBay membeli PayPal seharga 1,5 miliar Dollar AS, tetapi Musk merasa tujuannya jauh lebih besar daripada membuat usaha rintisan internet.

Baca juga: Tesla Jadi Perusahaan Otomotif Paling Bernilai di Dunia, Kekayaan Elon Musk Naik 21 Miliar Dollar AS

"Ketika masih kecil, aku mengalami krisis eksistensi ini. Saat berusia sekitar 12 tahun atau lebih aku berpikir, 'Apa artinya dunia? Tentang apa semua ini? Apakah kita hidup dalam kehidupan yang tidak berarti?'" ungkapnya.

Pemikiran itu membuatnya ingin terus mencari jawaban. Jawabannya memang tidak benar-benar ditemukannya, menurut Musk, jawabannya adalah alam semesta.

Ini menjadi salah satu alasan mengapa Musk mendirikan perusahaan luar angkasa SpaceX di 2002.

"Kita harus menyebarluaskan peradaban manusia di Bumi sejauh mungkin di masa depan dan menjadi spesies multi-planet. Termasuk membuat koloni di Mars," kata dia.

Seperti yang kita ketahui, pada 30 Mei lalu SpaceX berhasil meluncurkan dua astronot NASA ke orbit untuk pertama kalinya.

Baca juga: Mengenal SpaceX, Perusahaan Swasta Pertama yang Luncurkan Astronot ke Luar Angkasa

Itu adalah tonggak sejarah bagi pesawat luar angkasa manusia dan membuat Musk selangkah lebih dekat untuk mencapai ambisinya menuju Mars.

"Pada dasarnya, itu adalah hal terbaik yang bisa kita lakukan," ucapnya.

Selain SpaceX, Musk juga ikut mendirikan Tesla, Neuralink dan The Boring Company yang menurut Forbes, bernilai lebih dari 58 miliar Dollar AS (sekitar Rp 850,7 triliun)

Melihat kesuksesan Musk, mungkin salah satu yang bisa kita pelajari adalah tentang ambisi di usia muda. Ambisi tersebut, jika dikejar dengan penuh perencanaan, bisa membawa kita kepada kesuksesan.


Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Sumber CNBC
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com