Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Merasa Sangat Haus? 3 Hal Ini Bisa Jadi Penyebabnya

Kompas.com - 16/07/2020, 18:39 WIB
Bestari Kumala Dewi

Editor

KOMPAS.com - Bukan hal yang aneh ketika kita sangat ingin minum segelas air di hari yang panas atau setelah makan sesuatu yang sangat pedas.

Tetapi selain alasan tersebut, ada beberapa sebab yang bisa membuat kamu merasa sangat haus.

1. Dehidrasi

Salah satu alasan paling umum yang membuat kita merasa sangat haus adalah dehidrasi. Kepanasan bisa jadi salah satu penyebab dehidrasi.

Entah itu setelah berolahraga intensitas tinggi atau ketika bersantai di bawah sinar matahari di pantai, tubuh akan membutuhkan air.

Saat berolahraga, otot akan menghasilkan panas, sehingga tubuh perlu menyingkirkan panas itu.

Cara utama tubuh membuang panas adalah melalui keringat. Saat keringat menguap, itu akan mendinginkan jaringan di bawahnya.

Banyak berkeringat akan mengurangi kadar air di dalam tubuh. Jika tak segera diatasi, kehilangan cairan tubuh akan memengaruhi fungsi tubuh normal.

Baca juga: Tanda Dehidrasi Tak Cuma Haus

Yang harus dilakukan: Minum air putih

Menurut American College of Sports Medicine, untuk menghindari dehidrasi, orang yang aktif harus minum setidaknya 16 hingga 20 ons cairan satu hingga dua jam sebelum kegiatan di luar ruangan.

Setelah itu, harus mengonsumsi air lagi 6 hingga 12 ons setiap 10 hingga 15 menit saat berada di luar ruangan.

Ketika selesai beraktivitas, untuk mengganti cairan tubuh yang hilang, setidaknya perlu minum 16 hingga 24 ons (2 hingga 3 gelas).

Salah satu cara untuk memastikan tubuh terhidrasi dengan benar adalah dengan memeriksa warna urin.

Matthew Goldman, MD, mengatakan, "Tujuan ememnuhi cairan tubuh adalah untuk menjaga urin tetap jernih. Jika warnanya mulai menjadi kuning, maka itu tanda tubuh mengalami dehidrasi."

Hal lain yang harus dilakukan: Makan makanan ini

Makanan tertentu juga bagus untuk membantu tubuh tetap terhidrasi berkat beratnya kadar air. Dan banyak yang memiliki manfaat tambahan, termasuk nutrisi penting lainnya yang dibutuhkan tubuh.

Sayuran seperti mentimun dan seledri tidak hanya tinggi kadar airnya, tetapi juga rendah kalori, sehingga bisa menjadi camilan yang sempurna.

Untuk buah-buahan, semangka dan stroberi adalah pilihan yang sangat baik dengan kadar air 91% dan menjadikannya camilan manis yang sehat, terutama di cuaca panas.

Jangan lakukan: Minum alkohol atau soda

Air minum adalah salah satu cara terbaik untuk tetap terhidrasi, selain itu beberapa minuman olahraga juga dapat membantu menggantikan cairan tubuh dan elektrolit, seperti natrium dan kalium.

Tetapi ada baiknya menghindari alkohol dan minuman berkafein, seperti kopi dan soda, karena minuman ini cenderung menarik air dari tubuh dan menyebabkan dehidrasi.

Baca juga: Hindari Menenggak Air Walau Haus

 

2. Diabetes

Peningkatan buang air kecil dan haus yang berlebihan adalah dua tanda awal timbulnya diabetes tipe 2.

Ini juga bisa menjadi indikator hiperglikemia, suatu kondisi di mana ada terlalu banyak gula dalam darah. Kondisi ini paling sering dialami oleh mereka yang menderita diabetes.

Menurut CDC, mengonsumsi terlalu banyak makanan, tidak bergerak aktif, atau minum obat diabetes terlalu adalah beberapa alasan umum menyebabkan glukosa darah tinggi (alias hiperglikemia). Glukosa darah juga bisa naik ketika sakit atau di bawah tekanan. "

"Biasanya, jumlah gula yang keluar dari tubuh melalui urin tidak terdeteksi," jelas Dr. Goldman.

"Namun, jika kadar gula darah seseorang cukup tinggi, gula mulai meninggalkan aliran darah melalui ginjal dan memasuki urin."

Baca juga: Gampang Haus Bisa Jadi Ciri Diabetes

Molekul glukosa (gula) cukup kecil untuk bocor melalui sistem filtrasi ginjal. Ketika molekul-molekul glukosa yang berlebihan memasuki urin, glukosa mengambil air dengan itu seperti spons.

Akibatnya, jumlah urin yang terbentuk dan frekuensi buang air kecil meningkat. Saat kita kehilangan cairan berlebih itulah, kita akhirnya mengalami dehidrasi.

Inilah sebabnya, mengapa pasien yang kadar gula darahnya meningkat terlalu lama sering mengalami dehidrasi dan tak jarang berakhir di unit gawat darurat atau unit perawatan intensif.

Begitu mereka tiba, mereka sering membutuhkan banyak cairan serta vitamin dan obat-obatan untuk mengendalikan kadar gula mereka dengan cara yang aman.

Dehidrasi juga bisa menjadi tanda kondisi yang dikenal sebagai diabetes insipidus. Menurut Dr. Goldman, antidiuretic hormone (ADH) adalah hormon yang memungkinkan tubuh menyerap kembali air dari urin yang terbentuk di dalam ginjal.

“Reabsorpsi ini cenderung terjadi paling banyak ketika kita mengalami dehidrasi, seperti saat kita berkeringat,” katanya.

Jika tubuh tidak memproduksi cukup ADH atau ginjal tidak merespons dengan tepat terhadap ADH, maka tubuh tidak bisa menyimpan air sebanyak yang diperlukan; ini dapat menyebabkan buang air kecil lebih sering dan kemungkinan dehidrasi.

Baca juga: Jangan Terlalu Sering Minum Es Teh Manis, Ini Alasannya

Yang harus dilakukan: Periksa diri ke dokter

"Pasien harus berbicara dengan dokter mereka tentang kadar gula dan apa yang dianggap sebagai kadar gula darah normal untuk diri mereka sendiri, serta apa yang harus dilakukan jika kadar gula darah menjadi tidak normal," saran Dr. Goldman.

Jangan lakukan: Minum minuman manis

"Secara umum, orang dengan diabetes harus menghindari minum minuman manis, karena ini pada akhirnya dapat menyebabkan kadar gula darah melonjak tidak terkontrol dan menyebabkan buang air kecil lebih sering," kata Dr. Goldman.

“Salah satu alasan harus mengonsumsi gula ekstra adalah jika kadar gula darah terlalu rendah. Pasien harus berbicara lebih lanjut dengan dokter tentang kadar gula darah yang dianggap normal untuk penderita diabetes, ”tambahnya.

Baca juga: Hormon Stres Pengaruhi Kadar Gula Darah Penderita Diabetes

 

3. Obat-obatan

Obat-obatan tertentu yang diresepkan dokter dapat menyebabkan efek samping tertentu, termasuk rasa haus.

"Lithium adalah obat yang diketahui secara luas memiliki kemungkinan menghasilkan output urin yang berlebihan dan karenanya meningkatkan rasa haus," menurut Dr. Goldman.

"Seiring waktu, itu akhirnya dapat memblokir aktivitas hormon antidiuretik (ADH) di ginjal, yang mengarah pada seringnya buang air kecil dan rasa haus yang berlebihan," katanya.

Sejumlah obat lain - antipsikotik, antidepresan, antikonvulsan, antikolinergik dan agonis alfa - dapat menyebabkan mulut kering, dan karenanya, memicu rasa haus.

Baca juga: 10 Cara Mudah Membiasakan Diri Minum Air Lebih Banyak

Dr. Goldman juga mencatat bahwa inhibitor SGLT2 (sejenis obat diabetes) serta steroid juga dapat menyebabkan rasa haus, karena inhibitor SGLT2 meningkatkan pelepasan glukosa dari darah ke dalam urin untuk menurunkan kadar gula darah dan steroid sering meningkatkan kadar gula sebagai efek samping.

Inilah sebabnya, ketika seseorang diberikan steroid (baik jangka pendek atau jangka panjang), mereka akan diminta oleh dokter untuk memantau gula darah atau mengakomodasi kadar gula darah yang lebih tinggi dengan mengonsumsi lebih banyak obat diabetes.

Yang harus dilakukan: Konsultasi dengan dokter

Dr. Goldman menyarankan untuk berbicara dengan dokter, jika merasakan efek samping ini dan melihat kemungkinan apakah ada obat alternatif yang tersedia.

Jangan lakukan: Berhenti minum obat

Sampai dokter memberikan obat alternatif, teruskan minum obat sesuai petunjuk. Jangan berhenti mengonsumsi obat tanpa berbicara dengan dokter.

Baca juga: Begini Ternyata Aturan Minum Air Putih yang Benar

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com