Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 22/07/2020, 08:53 WIB
Gading Perkasa,
Glori K. Wadrianto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Tak ada yang bisa membantah jika aktivitas fisik atau berolahraga setiap hari akan memberikan manfaat kesehatan bagi tubuh. Siapa pun memahami hal ini.

Dengan menyisihkan waktu sekitar 150 menit untuk latihan intensitas sedang, atau 75 menit latihan intensitas tinggi per minggu, kita sudah memenuhi standar minimum berolahraga.

Nah, berdasarkan penelitian terbaru yang diterbitkan di jurnal BMJ, terungkap bahwa olahraga bisa membantu kita hidup lebih lama.

Baca juga: Manfaat Aerobik untuk Anak

Dan, jika kita memadukan latihan aerobik bersama latihan kekuatan otot, hasilnya akan jauh lebih baik.

Sebuah tim peneliti internasional melihat data dari National Health Interview Survey, sebuah studi yang dilakukan selama 17 tahun dengan hampir setengah juta partisipan dewasa di Amerika Serikat.

Studi ini mengumpulkan data tentang berbagai penanda dan perilaku kesehatan, termasuk aktivitas aerobik dan latihan penguatan otot.

Peneliti membandingkan perilaku itu dengan kematian karena berbagai sebab, termasuk penyakit kardiovaskular, kanker, penyakit saluran pernapasan bawah kronis, kecelakaan, cedera, penyakit alzheimer, dan diabetes.

Dengan latihan aerobik dan latihan kekuatan otot secara teratur, kemungkinan partisipan meninggal akibat sebab di atas, berkurang sebanyak 40 persen.

Angka ini lebih besar dibandingkan 29 persen penurunan risiko kematian pada mereka yang hanya melakukan latihan aerobik.

Baca juga: Cara Bangun Otot dengan Memakai Beban Ringan

Lalu, 11 persen penurunan risiko bagi mereka yang hanya melakukan latihan kekuatan otot.

Namun, sekalipun ini adalah studi observasional, para peneliti tetap tidak bisa menyimpulkan bahwa olahraga adalah penyebab umur panjang pada seseorang.

Selain itu, temuan ini menunjukkan pentingnya latihan silang sebagai cara untuk menjaga kesehatan selain kinerja atletik.

"Otot beradaptasi dengan cara berbeda untuk latihan yang berbeda, dan itu dapat berdampak pada kesehatan metabolisme."

Demikian kata Mark Chapman, Ph.D., asisten profesor teknik terintegrasi di University of San Diego kepada Runner's World.

Chapman tidak terlibat dalam studi ini, tetapi telah melakukan studi dengan melihat bagaimana jenis olahraga memengaruhi fungsi metabolisme.

Baca juga: 6 Tanda Metabolisme Tubuh Bermasalah

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com