Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Memahami Masalah Kesehatan Otak dan Jenis Penyakitnya

Kompas.com - 22/07/2020, 14:48 WIB
Dian Reinis Kumampung,
Glori K. Wadrianto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Siapa pun tak bisa membantah pentingnya kesehatan otak bagi kehidupan manusia. Namun sayangnya, pengetahuan publik tentang masalah ini mungkin masih sangat terbatas.

Bahkan, kesehatan otak kerap diabaikan. Setidaknya itulah pandangan Dr. Amit Srivastav, konsultan senior, neurologi, Rumah Sakit Dharamshila Narayana Superspeciality Hospital, India.

Di tengah pandemi Covid-19, kesadaran utama untuk kesehatan otak adalah kebutuhan mutlak.

Baca juga: Komplikasi Covid-19 Memicu Gangguan Otak

Kebiasaan dan gaya hidup, serta jenis makanan yang disantap memiliki efek besar pada kesehatan otak.

Pada saat yang sama, penting juga untuk mengetahui gejala awal masalah neurologis, agar bisa diobati lebih dini.

Berikut adalah beberapa cara untuk menjaga kesehatan otak:

1. Nutrisi otak

Beberapa orang beranggapan bahwa menambah asupan buah kering (dried fruits) adalah satu-satunya asupan yang diperlukan untuk menjaga kesehatan otak.

Buang kering adalah buah yang sebagian besar kandungan air aslinya telah dihilangkan --baik secara alami, melalui pengeringan matahari, atau melalui penggunaan pengering atau dehidrator khusus.

Namun ternyata asupan semacam itu pun belum cukup. Kita masih perlu meningkatkan konsumsi makanan kaya antioksidan.

Misalnya, anggur, blueberry, ubi, sayuran hijau, ikan, dan beberapa makanan lain yang membantu perkembangan otak.

Faktanya adalah 60 persen otak terbuat dari lemak, karenanya menambah lemak sehat dalam makanan sehari-hari, dan asam lemak omega 3  memainkan peran kunci dalam mengembangkan sel-sel otak.

2. Berolahraga secara teratur

Kesehatan otak tidak berbeda dengan kesehatan fisik dalam arti apa pun.

Olahraga teratur membantu menjaga tekanan darah dan sirkulasi yang baik yang diperlukan untuk otak.

Yoga dan meditasi juga meningkatkan fungsi otak.

Baca juga: Pencuri dan Pembohong Punya Otak Lebih Kecil, Benarkah?

3. Kesehatan fisik dan otak

Srivastav mengatakan, setiap penyakit dalam atau penyakit fisik memengaruhi kesehatan otak.

Menderita hipertensi atau diabetes secara umum juga dapat memengaruhi kesehatan otak.

"Karena tekanan darah memainkan peran penting dalam dua penyakit ini, darah mengalir melalui pembuluh darah ke otak."

"Dan, tekanan darah yang lebih rendah atau tinggi dapat menyebabkan stroke, pendarahan otak, dan banyak masalah lainnya."

"Minum obat yang tepat dan terus memeriksa tekanan darah pilihan yang bijak," sebut dia.

Selanjutnya, ada beberapa penyakit saraf yang terkait dengan otak dan perlu pula kita kenali.

1. Parkinson

Ini adalah jenis kelainan degeneratif. Gejala-gejalanya muncul secara bertahap dan berkembang selama bertahun-tahun.

Hal ini biasa ditandai dengan sejumlah perubahan fisik si penderita, antara lain:

- Tremor atau kekakuan

- Slurring, atau perubahan ucapan

- Postur bungkuk, langkah-langkah kecil dan ketidakseimbangan tubuh.

Pasien Parkinson membutuhkan perawatan dan pengobatan terus menerus. Jika tidak, maka kondisi pasien akan memburuk dengan cepat.

Jangan pernah mengabaikan gejala awal, segera kunjungi dokter dan mulai perawatan untuk memperlambat perkembangannya.

2. Alzheimer

Berulang kali melupakan peristiwa terkini dalam kehidupan sehari-hari adalah gejala awal.

Ini adalah salah satu jenis demensia atau kepikunan yang dimulai secara "diam-diam", dan berkembang perlahan.

Deteksi dini dapat memperlambat laju penyakit.

3. Tumor otak

Kondisi inipada dasarnya adalah pertumbuhan sel-sel otak yang abnormal yang mulai menciptakan tekanan pada otak dengan pertumbuhan jumlah dan ukurannya.

Lalu pada saatnya pertumbuhan itu memanifestasikan dirinya dalam bentuk sakit kepala yang disertai dengan muntah berulang, serta kejang neurologis.

Seperti kanker lainnya, identifikasi awal tumor otak adalah salah satu faktor kunci yang menentukan prognosis.

Masalah Covid dan Neurologis

Pandemi virus corona juga harus dilihat dari segi kesehatan otak.

Baca juga: Bermain Drum Berdampak Positif Bagi Kerja Otak

Dr Sahil Kohli, konsultan, neurologi, Rumah Sakit Narayana, Gurugram menyebutkan gejala neurologis Covid-19 yang harus diwaspadai, yakni:

1. Kehilangan indra perasa dan penciuman

Istilah yang digunakan untuk kehilangan indera perasa adalah dysguseia dan kehilangan indra perasa disebut anosmia.

Ironisnya, keduanya bisa menjadi gejala awal Covid juga.

2. Sakit kepala

Sakit kepala bisa menjadi gejala awal dan infeksi yang parah dapat memperburuk sakit kepala karena kecemasan atau ketakutan.

3. Stroke

Terlihat bahwa darah pasien Covid-19 semakin kental yang meningkatkan risiko stroke otak. Di banyak negara, pasien muda ada yang mulai terserang stroke.

Pasien yang sudah menderita stroke, masalah tekanan darah, dan diabetes harus berhubungan dengan dokter dan tetap minum obat sesuai resep.

Dan, yang perlu digarisbawahi adalah obat-obatan neurologis kronis sering memengaruhi imunitas.

Akibatya, para penderita masalah ini harus menghindari kunjungan ke rumah sakit kecuali jika ada keperluan yang amat mendesak.

Mereka harus berhubungan dengan dokter melalui telepon, panggilan video, dan mekanisme komunikasi lain yang meminimalkan kontak fisik. 

Kasus-kasus kecemasan atau depresi dan gangguan lain di era pandemi ini juga meningkat pesat, maka jangan ragu untuk pergi ke dokter jika merasa tidak enak badan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com