KOMPAS.com - Murung dan sedih merupakan hal yang sering dialami oleh anak. Apabila hal ini berlangsung dalam waktu lama dan mengganggu aktivitas, ada kemungkinan anak mengalami depresi.
Mengenali gejala dan penyebab depresi pada anak penting karena orangtua memiliki peran penting dalam pembentukan psikologi anak.
Tanda-tanda depresi pada anak kadang sulit dibedakan dengan perasaan yang umumnya dialami anak, seperti sedih dan murung. Tanda-tanda anak mengalami depresi, antara lain:
Baca juga: Cegah Depresi dan Risiko Bunuh Diri dengan Berkumpul Bersama Keluarga
Pengaruh orangtua terhadap depresi pada anak
Orangtua memegang peran penting dalam pembentukan psikologi anak. Apabila orangtua melakukan pola asuh yang salah atau abusif, tentunya psikologi anak akan terganggu.
Kondisi ini lambat laun dapat menyebabkan depresi. Beberapa hal berikut dapat memengaruhi terjadinya depresi pada anak:
1. Kehangatan dari orangtua
Kehangatan yang diberikan oleh orangtua menjadi faktor kunci dalam mencegah terjadinya depresi pada anak. Orangtua yang dapat mendekatkan diri dengan anak dapat membuat anak lebih terbuka dan memiliki pemikiran positif.
Hal ini dapat mengurangi kemungkinan anak untuk mengalami depresi. Orangtua yang memiliki hubungan erat dengan anak mampu membuat anak menceritakan segala kesulitannya pada orangtua.
2. Pemberian otonomi pada anak
Pengaruh lainnya adalah faktor otonomi yang diberikan oleh orangtua pada anak. Hal ini akan memengaruhi psikologi anak saat beranjak dewasa. Anak dapat mengatur emosi secara lebih baik dan juga memengaruhi hubungan pertemanan yang terjalin.
Sebaliknya, keterlibatan berlebihan orangtua terhadap pilihan hidup anak juga turut memberikan dampak.
Orangtua diharapkan dapat berperan dengan menunjukkan dukungan dan penghargaan terhadap minat anak, serta mengetahui kapan perlu memberikan batasan. Perasaan dihargai dan didukung akan meningkatkan kepercayaan diri anak dan mencegah terjadinya depresi.
3. Adanya konflik dalam keluarga
Konflik antar orangtua berperan besar dalam perkembangan psikologi anak terhadap proses internalisasi masalah. Konflik yang terjadi memengaruhi kerentanan emosional yang dialami anak saat remaja.