Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Anak Alami Gangguan Mental, Ini Yang Bisa Dilakukan Orangtua

Kompas.com - 23/07/2020, 18:57 WIB
Gading Perkasa,
Wisnubrata

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Menjaga kesehatan fisik anak di tengah pandemi sangat penting. Namun kesehatan mental mereka juga tidak boleh diabaikan.

Psikolog anak di Ikatan Psikolog Klinis Indonesia, Annelia Sani Sari mengatakan, banyak orangtua masih belum menyadari kondisi kesehatan mental anak mereka.

"Padahal ketika seorang anak mengalami gangguan mental seringan apa pun namun tidak diatasi, maka hal itu akan menyentuh berbagai aspek, seperti bagaimana cara ia bersosialisasi."

Demikian kata Annelia dalam diskusi media virtual "#HaloTalks: Gangguan Mental pada Anak, Musuh yang Tak Terlihat" pada hari Kamis (23/7/2020).

Gangguan mental pada anak, kata dia, hampir tidak diketahui, dan sulit membedakannya sebagai fluktuasi perilaku di masa remaja atau gangguan mental.

Asaelia Azeela, Co-founder Ubah Stigma, komunitas yang memiliki misi untuk meningkatkan kesadaran mengenai kesehatan mental menyebut, sebagian besar kondisi gangguan mental pada anak yang ditemukan adalah gejala depresi dan kecemasan.

"Kebanyakan yang kami temukan di lapangan, anak-anak mengalami gejala depresi dan kecemasan."

"Sumbernya berasal dari masalah keluarga, dan dampaknya mereka kehilangan konsentrasi saat belajar dan penurunan nilai akademis," kata Asaelia.

Ketika mengalami gangguan mental, anak tidak bisa mengatur emosi dan mengatasi konflik, sehingga mereka cenderung memiliki kepribadian yang tertutup.

"Kami juga menemukan banyak anak yang menyakiti diri sendiri secara fisik," tutur Asaelia.

"Anak bisa jadi merasa malu mengakui jika mereka punya gejala gangguan mental. Mereka tidak memahami solusi alternatif yang mereka miliki."

Baca juga: Anak Juga Bisa Depresi, Apa Sebabnya?

Menangani gangguan mental pada anak

Anne menyebutkan, salah satu hal yag menyulitkan penanganan gangguan mental pada anak adalah pengetahuan yang terbatas pada orangtua.

"Contoh stigma atau kepercayaan umum di masyarakat, anak laki-laki suka marah dan berkelahi, padahal ada gangguan yang bersifat pembangkangan. Kekurangan informasi ini menjadi kendala yang sangat besar," kata Anne.

Tindakan yang bisa dilakukan orang tua, menurut Anne, yaitu menjalin relasi yang baik dengan anak.

"Jika kita memvalidasi perasaan anak dan berempati, hubungan kita dengan anak menjadi lebih bagus. Anak akan melihat jalan keluar atau solusi yang lebih baik daripada bunuh diri."

Ditambahkan Anne, keluarga perlu membentuk zona yang nyaman agar anak dapat menceritakan masalahnya tanpa merasa dicemooh atau disalahkan.

"Kita bisa meyakinkan anak bahwa kondisi yang mereka alami akan segera berakhir."

"Menjaga kesehatan fisik anak, seperti berolahraga, makan teratur, dan tidur cukup, juga dapat kita lakukan untuk membantu menjaga kesehatan mental mereka," ujar dia.

Baca juga: Gangguan Mental pada Anak, Bagaimana Cara Mengatasinya?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com