Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 23/07/2020, 21:48 WIB
Gading Perkasa,
Bestari Kumala Dewi

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Akibat pandemi Covid-19, banyak gangguan kesehatan atau penyakit baru bermunculan, salah satunya memengaruhi anak dan remaja.

Penyakit itu disebut sindrom inflamasi multisistem pediatrik atau pediatric multisystem inflammatory syndrome (MIS-C), kondisi yang diyakini terkait Covid-19.

Namun, masih banyak sesuatu yang belum diketahui perihal penyakit ini.

Baca juga: Covid-19 Masih di Sekitar Kita, Jangan Lengah Jaga Kesehatan

Ahli reumatologi anak Sirada Panupattanapong, MD, dan Elizabeth B. Brooks, MD, PhD, menjelaskan apa itu MIS-C atau sindrom inflamasi multisistem pediatrik.

1. Sindrom inflamasi multisistem pediatrik mirip penyakit Kawasaki

MIS-C mencerminkan gejala-gejala penyakit langka pada masa kanak-kanak yaitu penyakit Kawasaki, yang melibatkan peradangan pembuluh darah, khususnya jantung dan arteri koroner.

Sindrom inflamasi multisistem pediatrik menyerupai penyakit Kawasaki karena dapat menyebabkan melonjaknya peradangan.

Gejala lain penyakit Kawasaki termasuk:

- Demam yang berlangsung selama 5 hari

- Mudah marah

- Mata merah tanpa sebab

- Bibir, lidah atau tenggorokan berwarna kemerahan atau pecah-pecah

- Pembengkakan atau kemerahan pada tangan atau kaki

- Kulit mengelupas, umumnya dimulai di sekitar kuku

- Ruam sebagian besar pada torso (batang tubuh atau bagian tengah tubuh), namun terkadang bisa tampak di bagian lain

- Pembengkakan kelenjar getah bening di leher

Gejala sindrom inflamasi multisistem pediatrik sama dengan penyakit Kawasaki, namun disertai diare dan gejala gastrointestinal (infeksi saluran pencernaan) lainnya.

Penyakit Kawasaki biasanya menyerang anak-anak dan dianggap langka, begitu pula sindrom inflamasi multisistem pediatrik.

Beberapa anak yang mengalami sindrom inflamasi multisistem juga menunjukkan gejala toxic shock syndrome (keracunan darah akibat bakteri) dan sepsis (peradangan di seluruh tubuh karena infeksi), sakit perut, demam, serta tekanan darah rendah.

Baca juga: Jumlah Anak Positif Covid-19 di Indonesia Tinggi, Orangtua Harus Apa?

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Rekomendasi untuk anda
28th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com