Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lihat, Besarnya Potensi Bisnis Bidang Olahraga di Indonesia

Kompas.com - 27/07/2020, 14:35 WIB
Reni Susanti,
Glori K. Wadrianto

Tim Redaksi

Mereka kemudian menyiarkan pertandingan mengikuti primetime Asia, sehingga rate iklan mereka bisa melambung. 

“Penonton di China lebih banyak dibanding penonton Inggris keseluruhan. Sedangkan Liga Italia dan Spanyol ngotot mengikuti primetime negaranya."

"Jatuhnya di Asia tengah malam jadi sedikit yang menonton,” ucap Helmi.

Senada dengan itu, VP of Partnership & Activation/Comercial Persib Bandung, Gabriella Witdarmono mengatakan, olahraga memang awalnya hanya menonjolkan adu otot.

Namun sekarang, atlet menjadi role model kegiatan sosial, fashion, hingga endorsement.

Di luar negeri, pendapatan dari match day hanya 15 persen. Sisanya dari merchandise, partnership, player transfer, hingga digital content.

Hal itulah yang juga ingin dikejar Persib. Setidaknya ada tiga produk dalam sport management yang dibidik.

Pertama, good service. Misal bagaimana para atlet memberikan service kepada penggemarnya dengan foto bareng.

Kemudian social ideas dan psychic benefits.

Baca juga: Tak Hanya Tabungan yang Jadi Modal Pendidikan Anak

Mulai dari membentuk komunitas, membuat konten, hingga mengunggahnya.

Ketiga hal tersebut yang kemudian ditata dan dipasarkan.  “Kita harus berinovasi untuk memberikan konten yang sesuai dengan yang ingin dicapai."

"Membuat konten interaktif, sehingga penonton merasa lebih dekat dengan pemain,” ungkap dia.

Sementara itu, Direktur Utama PT Liga Indonesia Baru, Akhmad Hadian mengatakan, sebuah riset menyatakan, potensi liga setiap tahun mencapai Rp 1,3 triliun.

Bahkan, dia memprediksi angka ril-nya lebih dari itu.

“Industri bola seperti gunung es, yang muncul masih sedikit. Seperti Persib, Persija, Arema, Persebaya."

"Mereka memiliki brand equity seperti digital media equity, sponspor equity, customer (fans) equity,” imbuh dia.

Baca juga: Jujur, Modal Utama Jadi Food Blogger

Akhmad mengungkapkan, ada empat transformasi untuk masa depan olahraga dan hiburan.

Seperti memikirkan kembali pengalaman penggemar, dan membentuk model bisnis. Kemudian, mengefisiensikan operasional dan memberikan keamanan.

“Banyak penggemar sifatnya berbeda. Pahami apa yang mereka inginkan,” cetus Akmad.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com