Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Khasiat Omega-3, Lindungi Otak dari Polusi Udara

Kompas.com - 28/07/2020, 15:04 WIB
Gading Perkasa,
Glori K. Wadrianto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Sebagai lemak sehat, omega-3 merupakan bagian penting yang harus ada dalam menu diet -khususnya bagi mereka yang aktif berolahraga.

Omega-3 dikenal membantu melawan peradangan di tubuh dan meningkatkan kesehatan jantung, paru-paru, serta persendian.

Kini, penelitian terbaru menunjukkan keuntungan lain dari asupan omega-3, yaitu mengurangi dampak polusi udara pada otak.

Pada penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Neurology, para peneliti menganalisis data lebih dari 1.300 wanita berusia 65-80 tahun.

Baca juga: Mengenal Manfaat Omega-3 untuk Anak

Mereka terdaftar dalam Women's Health Initiative Memory Study dari 1996-1999, dan menjalani magnetic resonance imaging (MRI) otak pada 2005-2006.

MRI otak adalah pemeriksaan bersifat diagnostik yang umum digunakan untuk mendeteksi adanya tumor otak, serta mendiagnosis kanker otak.

Para peneliti juga mengamati konsumsi omega-3 dan ikan dari para partisipan dan seberapa banyak polusi udara yang mereka hadapi.

Mereka menemukan, omega-3 dari konsumsi ikan dapat membantu menjaga volume materi putih otak, yang berguna mengirimkan sinyal ke seluruh otak.

Kemudian, konsumsi omega-3 juga menjaga ukuran hippocampus yang penting untuk pembentukan memori, seiring bertambahnya usia.

Omega-3 dapat memberi perlindungan terhadap efek racun yang ditimbulkan oleh polusi udara di otak.

Kehilangan volume otak terjadi secara alami seiring penuaan, namun jika prosesnya terlalu cepat, maka akan memicu gangguan kognitif dan kecacatan.

Demikian diungkapkan penulis penelitian ini Cheng Chen, Ph.D., seorang ilmuwan pascadoktoral di Irving Medical Center di Columbia University.

"Tingkat penurunan volume otak yang lebih lambat dapat mencegah perkembangan penyakit alzheimer dan penyakit neurodegeneratif lainnya," kata Chen kepada Runner's World.

Terkait efek polusi udara pada otak, Chen mengatakan partikel seperti debu, kotoran, asap, dan tetesan cairan masuk melalui saluran pernapasan dan menuju sistem sirkulasi darah.

"Dengan aliran darah ke tubuh, polusi udara dapat menyebabkan kerusakan pada sistem lain, termasuk otak," kata Chen.

"Kami menemukan wanita berusia lebih tua yang tinggal di lokasi dengan tingkat partikel halus tinggi di udara luar memiliki volume otak yang lebih kecil," sebut dia.

Kesimpulan itu didapat dari hasil penelitian sebelumnya di Women's Memory Initiative Health Study.

eskipun masih belum ada kejelasan tentang bagaimana partikel halus tersebut menyebabkan kerusakan pada otak, ada beberapa teori yang bisa menjelaskan, kata Chen.

Salah satunya adalah partikel-partikel tersebut mengandung logam neurotoksik, yang dapat merusak neuron begitu mencapai otak.

Baca juga: Manfaat Herbal Rosemary untuk Kesehatan Otak

Kondisi ini mengakibatkan peradangan yang berujung pada atrofi otak (penyusutan otak yang membuat seseorang mengalami kemunduran kognitif).

Chen menambahkan, teori lain adalah sistem kekebalan tubuh bisa bereaksi terhadap partikel di paru-paru atau aliran darah, yang memicu peradangan yang memengaruhi otak.

Terakhir, ada kemungkinan mengenai hubungan antara usus dan otak.

"Para peneliti mengakui hubungan kuat antara microbiome usus dan otak."

"Penelitian pun menunjukkan partikel halus yang menuju ke usus dapat memicu peradangan sistemik yang mengakibatkan kerusakan otak," kata Chen.

Mengonsumsi ikan yang tinggi omega-3 seperti salmon, makarel, herring, tiram, sarden, dan ikan teri, dapat membantu melawan peradangan di otak.

Selain itu kandungan dalam makanan itu pun mampu membantu memperbaiki kerusakan pada materi putih otak.

Meski penelitian ini melibatkan partisipan wanita yang lebih tua, Chen percaya hasilnya bisa serupa pada populasi lain dari berbagai usia serta jenis kelamin.

"Polusi lingkungan tidak bisa dihindari di beberapa daerah," kata Chen.

"Temuan ini memberikan wawasan bermanfaat tentang bagaimana gaya hidup sehat, seperti diet sehat, dapat mengurangi efek buruk polusi udara terhadap penurunan kognitif dan neurodegenerasi."

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com