Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Pendiri Exodos57, Tukar Sepatu dengan Motor Tua

Kompas.com - 28/07/2020, 17:23 WIB
Reni Susanti,
Wisnubrata

Tim Redaksi

BANDUNG, KOMPAS.com – Selain musik dan jalanan, ada satu hal lagi yang disukai Gally Rangga, pemilik brand sepatu Exodos57 dan GR Company ini.

“Gue suka motor,” ujar Gally saat ditemui Kompas.com di tokonya, beberapa waktu lalu.

Gally mengungkapkan, kesukaannya pada motor berlangsung sejak SD. Ini karena sang ayah yang juga menyukai motor.

Namun karena tidak memiliki uang, ia hanya sebatas menyukai dan mempelajari berbagai macam jenis motor.

Baru setelah usaha sepatunya menghasilkan, mantan pengamen jalanan ini membeli motor yang ia suka, sekitar tahun 2019.

“Gue bukan kolektor, tapi ya suka aja sama motor. Sampai sekarang koleksi motor gue ada 28. Rata-rata motor tua yang udah langka,” tutur Gally.

Seperti motor Victoria tahun 1961. Motor tersebut merupakan kendaraan dinas para pastor pada tahun tersebut.

Gally mendapatkan motor itu dari temannya di Medan dalam kondisi rongsok. Ia kemudian merestorasinya menjadi original.

Kemudian ada motor Honda Caren keluaran Jepang tahun 1981. Motor matic berwarna kuning ini cukup sulit didapat dan harganya lumayan mahal.

“Gue dapatnya langsung dari Jepang karena ngga masuk ke Indonesia. Gue ngga tahu di Indonesia ada ngga ya, soalnya belum pernah lihat,” tutur dia.

Baca juga: Cerita Exodos57, Sepatu Lokal yang Bikin Presiden Jokowi Kepincut...

Ditukar Sepatu

Salah satu motor koleksi Gally Rangga. Motor Victoria ini keluaran tahun 1961. Motor tersebut merupakan kendaraan dinas para pastor pada tahun tersebut. KOMPAS.com/RENI SUSANTI Salah satu motor koleksi Gally Rangga. Motor Victoria ini keluaran tahun 1961. Motor tersebut merupakan kendaraan dinas para pastor pada tahun tersebut.
Motor-motor tersebut ia dapatkan dengan membelinya setelah 30 tahun penantian. Selain motor-motor itu, ada motor yang memberikan kesan luar biasa untuk dia.

Alasannya, motor-motor ini didapatkan dari hasil tukar sepatu produksinya. Seperti motor Vespa Super tahun 1972 berwarna putih yang dipajang di tokonya.

Saat itu, cerita Gally, artis Doel Sumbang datang ke tempatnya. Kemudian ia tertarik dengan sepatu Wayout produksi Gally.

“Dia ngomong, mau ngga ditukar sama Vespa. Gue bilang ayo. Akhirnya Vespa putih itu ditukar dengan 3 sepatu Wayout. Motor itu suka gue sebut pionir,” ungkap dia.

Ada juga sepatu yang tukar guling dengan motor BSA tahun 1951. BSA (Birmingham Small Arms) merupakan motor keluaran Inggris yang pabriknya juga membuat senjata.

Di Medan, motor tersebut dijadikan becak dan kini sudah menjadi heritage. Namun Gally ingin mengembalikan seperti aslinya.

“Motornya masih di bengkel sekarang. Saya minta dikembalikan ke bentuk originalnya,” ucap dia.

Gally mengungkapkan, ke-28 motor koleksinya, rata-rata motor rongsok yang kemudian ia custom menjadi bentuk aslinya.

Hingga kini, Gally masih mencari beberapa motor idamannya. Namun karena pandemi corona, ia memutuskan untuk mengerem keinginannya tersebut.

Ia memilih bertahan dan melakukan berbagai inovasi agar perusahaannya tetap tumbuh di masa pandemi.

Baca juga: Bisnis Terjun Bebas, GR Company Justru Rilis Sepatu Covid-19

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com