Laba Grup Fesyen LVMH Menurun Akibat Pandemi Covid-19

KOMPAS.com - LVMH, perusahaan yang menaungi label barang mewah seperti Dior, Louis Vuitton, dan Givenchy, melaporkan adanya penurunan keuntungan untuk kuartal kedua di tahun 2020.

Hasil itu tidak mengejutkan, karena banyak butik di bawah naungan mereka menutup jam operasional dan pembatasan travel global akibat pandemi Covid-19.

Menurut pernyataan yang dikeluarkan oleh perusahaan pada Senin (27/7/20) kemarin, pendapatan turun sebanyak 38 persen hingga bulan Juni.

Baca juga: LVMH Menarik Tiga Merek Jam Tangan dari Baselworld 2020

Persentase penurunan tersebut jauh lebih baik daripada prediksi para analis, yaitu 42 persen.

Jaringan item fesyen dan kulit LVMH, termasuk Louis Vuitton, Fendi, dan Berluti, telah melaporkan penurunan penjualan hingga 37 persen --meningkat satu persen dari perkiraan para analis.

Keuntungan di paruh pertama 2020 dilaporkan di angka 1,67 miliar Euro atau sekitar Rp 28,5 triliun, jauh lebih rendah dari prediksi 2,32 miliar Euro (Rp 39,6 triliun).

Namun, perusahaan juga melaporkan akselerasi signifikan dalam penjualan online yang mengimbangi penurunan pendapatan dari penutupan toko offline selama beberapa bulan terakhir.

Penurunan pendapatan grup LVMH bisa menjadi alasan mengapa harga tas kulit Louis Vuitton melonjak hingga 5 persen sepanjang bulan Mei, seperti dilansir Credit Suisse.

"Meskipun ada tanda pemulihan yang menggembirakan pada bulan Juni di beberapa kegiatan grup LVMH, pendapatan terlihat menurun, khususnya di Amerika Serikat dan Eropa selama kuartal ini," kata LVMH.

"Namun, kawasan Asia telah melihat peningkatan yang nyata dalam tren pemulihan, khususnya di China."

Saat ini, saham LVMH dilaporkan turun sebanyak 3,1 persen jika dibandingkan dengan tahun 2019.

Baca juga: Dampak Pandemi Covid-19, LVMH Prize 2020 Resmi Dibatalkan