Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 29/07/2020, 13:58 WIB
Reni Susanti,
Glori K. Wadrianto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Tingginya angka putus sekolah di Indonesia menyebabkan anak-anak kehilangan hak untuk mendapatkan pendidikan yang layak.

Beberapa jenis sekolah didirikan untuk membantu menyelesaikan persoalan tersebut. Salah satunya, sekolah berbasis social enterprise.

Direktur Indonesia Juara Foundation, Muhammad Sobirin mengatakan, social enterprise yang didirikan Rumah Zakat mengenakan infak -seperti SPP, sesuai kemampuan bagi para siswa.

Baca juga: Pandemi Covid-19, Bayar Zakat Fitrah Bisa Online, Bagaimana Caranya?

“Dana donatur diberikan untuk siswa yatim dhuafa. Sekolah ini 80 persennya umum dan 20 persennya mustahik (orang yang berhak menerima zakat).”

Begitu penuturan Sobirin dalam perbincangan dengan Kompas.com, Rabu (29/7/2020).

Sobirin menjelaskan, sekolah bernama Sekolah Juara ini didirikan tahun 2007.

Awalnya, Sekolah Juara diperuntukkan bagi anak-anak yatim dan dhuafa. Sehingga 100 persen muridnya yatim dan dhuafa.

Tujuannya, agar mereka bisa tetap mendapatkan akses pendidikan yang berkualitas dengan menerapkan konsep multiple intelligences.

Baca juga: Tips Bagi Orangtua Membantu Keterampilan Anak Lewat Sekolah Online

Pada tahun 2017 itu, Sekolah Juara memiliki 19 unit layanan di seluruh Indonesia, meliputi satu TK Juara, 15 SD Juara, dua SMP, dan satu SMK Juara.

Jumlah 19 unit tersebut tersebar di 10 provinsi dan 17 kabupaten/kota.

Sekolah-sekolah tersebut tersebar antara lain di Sumatera Utara, Riau, Banten, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Yogyakarta, Jawa Timur, dan Papua.

Semakin pesatnya pertumbuhan Sekolah Juara, diikuti dengan peningkatan permintaan.

Di sisi lain, sistem Rumah Zakat yang menjadi sponsor tunggal selama 20 tahun mulai dirasa kurang efektif.

“Cakupan pemberdayaan Rumah Zakat juga terbatas karena beban biaya tetap yang cukup besar,” tutur dia.

Baca juga: Kewalahan Dampingi Anak Sekolah dari Rumah? Lakukan 9 Tips Ini

Itulah mengapa, tahun 2019, sekolah bertransformasi dari sekolah gratis berkualitas menjadi sekolah berbasis social enterprise.

Dengan basis social enterprise, siswa tidak hanya dari mustahik atau orang yang berhak menerima zakat. Ada 80 persen siswa dari umum dan 20 persen dari mustahik zakat.

Seperti di sekolah biasa, siswa umum dikenakan DSP, DKT, SPP. Sedangkan siswa yang mendapat beasiswa, membayar infak semampunya.

Fungsi Rumah Zakat yang selama ini menjadi donatur utama, kini lebih ke menjadi donatur untuk yatim dan dhuafa.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com