KOMPAS.com - Desainer Didiet Maulana mencoba menahan haru ketika menceritakan perjalanan panjang Ikat Indonesia sejak berdiri 2011 lalu.
Didiet mengingat banyak momen spesial ketika berinteraksi dengan masyarakat di daerah, terutama para perajin.
Salah satu momen mengharukan adalah ketika dirinya dan tim akan kembali ke kota setelah melakukan pelatihan untuk para perajin di daerah.
"Yang paling mengharukan adalah setelah membuat pelatihan mau balik lagi ke kota dan mereka berkata seperti "bapak jangan lupakan kami"."
"Di situ kami lihat tanggung jawab kami besar sekali," kata Didiet dalam virtual press conference, Rabu (29/7/2020).
Baca juga: Desainer Didiet Maulana Ungkap Proses Pembuatan Koleksi Ikat Indonesia
Didiet menegaskan bahwa Ikat Indonesia tidak mau sekadar mengajari para perajin dan membeli produk mereka, tetapi juga memastikan agar para perajin ke depannya memiliki hidup yang lebih baik.
Misalnya, dengan mengupayakan agar semakin banyak orang mengenal dan membeli karya mereka.
Desainer yang pada awalnya bermain di segmen busana wanita itu menceritakan satu momen yang tak pernah dilupakannya, yakni ketika suatu hari ia menggelar peragaan busana di Kediri.
Acara tersebut berlangsung selama satu jam dan dimulai pada pukul 10.00. Didiet begitu terkejut ketika pukul 12.00 ia menerima telepon sentra tenun di Kediri yang mengatakan produk mereka habis terjual karena tamu-tamu peragaan busana Didiet berbondong-bondong ke sana setelahnya.
Baca juga: Tips Menciptakan Pola dan Motif Bersama Ikat Indonesia
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.