"Saya melakukan perjalanan panjang, mulai dari beberapa daerah, mengunjungi penenunan, bermalam di sana, bertemu perajin di sana."
"Benar-benar membuat...banyak sekali harapan yang bisa kita jembatani dengan pelatihan, berbagi ilmu, berbagi cinta, semua karya yang kami buat dimulai dari cinta," ungkapnya penuh keharuan.
Dalam kesempatan tersebut, Didiet juga bercerita bahwa Ikat Indonesia tidak hanya bekerja sama dengan para perajin tetapi juga membuka pelatihan online dan membuat kurikulum di beberapa Sekolah Menengah Kejuruan (SMK).
Lewat kurikulum tersebut, Didiet mengedukasi para siswa bahwa menenun bisa menjadi profesi yang menjanjikan.
Usahanya membuahkan hasil. Jika dulu tenun dan batik mungkin hanya diulas pada bulan-bulan tertentu seperti Agustus atau Oktober, kini kain nusantara secara luas sudah sering dibahas di berbagai media sepanjang tahun.
"Ini akan membuka lahan agar orang-orang semakin percaya diri menjadi penenun atau pebatik," katanya.
Baca juga: Ulang Tahun, Ikat Indonesia Luncurkan Koleksi New Normal Essentials
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.