Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kondisi Indera Penciuman Bisa Deteksi Risiko Penyakit Demensia

Kompas.com - 30/07/2020, 09:34 WIB
Gading Perkasa,
Lusia Kus Anna

Tim Redaksi

Sumber Foxnews

KOMPAS.com - Seiring penuaan, indera pada organ tubuh kita akan mengalami penurunan fungsi, termasuk indera penciuman.

Bagi orang yang telah berusia lanjut, melakukan tes sederhana seperti mencium aroma mawar dapat membantu mendeteksi risiko demensia. Dengan begitu bisa dilakukan perawatan dini untuk kondisi tersebut.

Sebuah studi dari University of California San Francisco menemukan, orang berusia lanjut yang dapat mencium bau seperti mawar, lemon, bawang, atau cat thinner memiliki risiko lebih rendah menderita penyakit demensia.

Penurunan risiko demensia jauh lebih baik dibandingkan mereka yang kehilangan indera penciuman secara signifikan.

"Olfactory bulb yang sangat penting untuk penciuman, terkena pengaruh saat seseorang mengalami sakit," kata penulis pertama studi, pakar ilmu saraf Willa Brenowitz, Ph.D, dalam sebuah pernyataan.

Baca juga: Kebiasaan Berpikir Negatif Meningkatkan Risiko Demensia

Olfactory bulb, atau bola penciuman, adalah bagian dari sistem saraf pusat yang menerima informasi dari neuron reseptor penciuman dan menyampaikan informasi ke area sistem penciuman.

"Diperkirakan bau bisa menjadi indikator pra-klinis untuk demensia, sementara pendengaran dan penglihatan bisa memiliki lebih banyak peran dalam demensia."

Metode penelitian

Para peneliti di UCSF menyelidiki efek dari beberapa indera yang mengalami penurunan, seperti indera penglihatan, pendengaran, sentuhan, dan penciuman pada gangguan kognitif.

Menurut studi yang diterbitkan di jurnal Alzheimer and Dementia: The Journal of the Alzheimer's Association, tim peneliti memantau 1.794 orang dewasa berusia 70-79 tahun untuk jangka waktu 10 tahun.

Peneliti berusaha menemukan apakah ada korelasi antara fungsi sensorik partisipan dan keberadaan penyakit demensia.

Baca juga: Terungkap, Penyebab Berat Badan Menyusut di Usia Lanjut

ilustrasi wanita lanjut usia yang kesepian di panti jompo.shutterstock ilustrasi wanita lanjut usia yang kesepian di panti jompo.

Pada awal studi, tidak ada peserta yang didiagnosis dengan demensia, namun memasuki periode studi sekitar 10 tahun, sebanyak 328 partisipan (18 persen) mengembangkan kondisi tersebut.

Kepada Fox News, para peneliti mengatakan fungsi sensorik partisipan yang melibatkan penciuman, penglihatan, pendengaran, dan sentuhan, diukur dan skor level sensorik menurut tiga kategori, yaitu baik, sedang, dan buruk.

Partisipan yang fungsi tingkat inderanya berada pada kategori buruk memiliki risiko dementia dua kali lipat dibandingkan mereka yang berada dalam kategori baik.

Peneliti mengatakan, hilangnya indera penciuman adalah tanda demensia yang lebih jelas dibandingkan indera lainnya.

Baca juga: Cermati, Lenyapnya Indera Penciuman, Salah Satu Gejala Infeksi Corona

Menurut Brenowitz, wilayah otak yang penting untuk penciuman terkena pengaruh saat seseorang mengalami penyakit Alzheimer.

Penyebab gangguan indera bisa disebabkan oleh proses penyakit seperti stroke atau degenerasi neurologis yang mendasari.

"Gangguan sensorik, terutama pendengaran dan penglihatan, dapat mempercepat penurunan kognitif baik secara langsung atau tidak langsung dengan isolasi sosial, mobilitas yang buruk, serta kesehatan mental yang merugikan," menurut rilis studi tersebut.

"Dalam konteks demensia, kehilangan penciuman lebih bertahan lama dan cenderung progresif," kata Brenowitz.


Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber Foxnews
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com