Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Doomscrolling", Keinginan untuk Selalu Menelusuri Berita Negatif

Kompas.com - 30/07/2020, 09:51 WIB
Gading Perkasa,
Lusia Kus Anna

Tim Redaksi

Sumber menshealth

"Mereka dengan gangguan doomscrolling pada satu titik akan mencari informasi terkait peristiwa negatif secara online untuk memberi mereka kenyamanan," kata Hokemeyer.

"Itu memberi mereka rasa kendali atas hidup mereka dan melibatkan kembali kecerdasan mereka.

Hokemeyer melanjutkan, "di saat mereka berpikir mereka mendapat ketenangan dari berbagai fakta, apa yang sebenarnya mereka lakukan adalah gangguan hiperaktif dari reaksi emosional mereka."

Dampaknya adalah proses doomscrolling mengendalikan dan mereka tersesat dalam siklus kegelisahan, rasa gelisah akan berada di luar kendali di dunia yang tidak aman, penuh bencana, dan berbahaya.

Baca juga: Bagaimana Hentikan Para Orang Tua Berbagi Berita Sesat soal Corona?

Sebaliknya, psikiater Dr. Drew Ramsey melihat nilai potensial dalam doomscrolling karena memungkinkan kita untuk menguji dan mengonfirmasi kecemasan.

"Kita telah menghabiskan banyak waktu selama pandemi dengan meredam ketakutan kita dan berusaha bertindak seperti biasa."

Di saat kita menelusuri informasi atau berita negatif, hal itu menegaskan ketakutan yang selama ini kita rasakan.

"Saya melihatnya sebagai latihan kegelisahan, teror, dan kesedihan. Saya melihat hal-hal mengerikan, tetapi tidak menghancurkan saya dan memberi kita pengalaman menguasai diri dan mengatasi stres," katanya.

Mengatasi gangguan doomscrolling

Ada beberapa cara untuk keluar dari kebiasaan negatif ini, dimulai dari mengenali pola perilaku yang ada dan menyadari hubungannya dengan keputusasaan kita.

"Seperti kecanduan perilaku lainnya, doomscrolling dicirikan sebagai upaya yang gagal untuk berhenti, kambuh kembali setelah penolakan dan perasaan dikendalikan oleh perilaku," kata Hokemeyer.

Baca juga: Anak Selalu Pakai Gawai Saat Pandemi, Bagaimana Orangtua Bijak Bersikap

"Bantuan bisa didapat dari mengenali pemicu emosional yang mengawali doomscolling dan mengidentifikasi perilaku terkait penggunaan media kompulsif mereka."

Dengan kata lain, seseorang perlu menyadari ketika mereka jatuh ke dalam keputusasaan itu, dan mengolah cara-cara mengatasi masalah secara lebih sehat.

Salah satu cara yang efektif adalah melakukan latihan kesadaran (mindfulness) untuk mendapatkan kembali keseimbangan emosional dan mengurangi kebiasaan menatap layar.

"Mereka juga perlu mengidentifikasi kebiasaan yang memicu mereka untuk mencari informasi negatif dan secara aktif mengubahnya," katanya.

Hal itu, lanjut Hokemeyer, berarti menghilangkan godaan untuk membaca media sosial secara menyeluruh.

"Jadi pada awal proses pemulihan, mereka harus memberikan ponsel mereka kepada orang terpercaya agar tidak tergoda melakukan doomscroll, membatasi penggunaan online hingga satu jam sehari, atau memindahkan komputer ke tempat yang tidak nyaman di rumah mereka."

Baca juga: Bagaimana Peran Ilmuwan Indonesia Menangkal Hoaks tentang Covid-19, Ahli Jelaskan

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com