KOMPAS.com - Bagi seorang pelari, suhu yang terlalu panas bisa menyulitkan mereka untuk menghasilkan performa terbaik.
Rasa lelah saat tubuh terpapar suhu tinggi dapat memicu heat illness atau penyakit terkait panas. Kondisi ini terjadi ketika suhu tubuh meningkat berlebihan namun tidak kembali turun dengan cepat.
Sebagian besar heat illness terjadi saat kita terlalu lama berada di tempat yang panas. Berolahraga dan bekerja di luar dengan panas tinggi juga bisa menyebabkan heat illness.
Namun, studi terbaru yang diterbitkan ke dalam International Journal of Environmental Research and Public Health mengungkap, tingkat kelembapan atau indeks panas bukan masalah utama dari heat illness atau penyakit panas.
Tingkat hidrasi dan tingkat kebugaran justru dapat menjadi faktor kunci untuk mengurangi atau meningkatkan risiko heat illness.
Para peneliti di Arizona State University meneliti 12 pria dan wanita berusia 20-an dan meminta mereka melakukan dua pendakian gunung, satu pada hari bersuhu 20 derajat Celsius, dan satu lagi di hari panas dengan suhu 40 derajat Celsius.
Mereka diminta menghidrasi tubuh sebanyak kebutuhan mereka, dan mendaki secepat mungkin tanpa merasa tidak nyaman.
Partisipan juga diberikan air minum cadangan di sepanjang pendakian itu.
Metabolisme istirahat partisipan dicatat untuk memperkirakan pengeluaran energi selama pendakian.
Baik sebelum dan sesudah pendakian, peneliti mengukur berat badan, detak jantung, suhu tubuh, serta status hidrasi dan konsumsi cairan partisipan.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.