Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Jaket Riot Raf Simons yang Jadi Incaran Kolektor

Kompas.com - 06/08/2020, 12:25 WIB
Gading Perkasa,
Wisnubrata

Tim Redaksi

Sumber Hypebeast

Tulisan pada emblem di jaket Riot berasal dari artikel tentang menghilangnya Edwards, yang dipublikasikan secara luas selama pertengahan era 90-an.

Sederhananya, jaket tersebut adalah cerminan dari pengaruh musik yang sering ditampilkan Simons dalam desainnya.

Untuk koleksi "Radioactivity" 1998, Simons merujuk pada band favoritnya, Kraftwerk. Band asal Jerman ini dianggap sebagai pelopor musik elektronik.

Hubungan antara budaya musik anak muda dan pakaian menjadi ciri khas Simons, yang membentuknya sebagai bapak dari item streetwear kelas atas.

Virgil Abloh, yang dianggap memimpin gerakan streetwear kelas atas saat ini juga menerapkan prinsip serupa lewat kolaborasi fesyen dan musik bersama Daft Punk, Travis Scott, Kid Cudi, dan lain-lain.

Abloh pun memberi tanggapan mengenai Raf Simons. "Kamu dapat melakukan pendekatan terhadap seni mode dan mengaitkannya dengan budaya, musik, dan kesenian nyata saat itu," kata Abloh dalam wawancara bersama Vogue.

"Raf terhubung dengan semua itu, tapi outletnya adalah fesyen. Dia seperti spons yang menyerap lebih dari sekadar fesyen, yang kemudian mengalir keluar dalam karyanya."

Karya-karya masa lalu Simons bahkan menjadi referensi populer untuk pendekatan desain fesyen dari perancang busana seperti Abloh, Matthew Williams, dan Heron Preston.

Oversized lebih baik

Jaket army pertama kali muncul di peragaan busana Raf Simons pada Fall/Winter 2001. Namun sebelum itu, ia sempat vakum dari dunia mode selama satu tahun.

Koleksi yang dipamerkan Simons di peragaan busana tersebut terbilang inovatif, karena ia yang awalnya membuat potongan desain dan setelan ramping, terlihat justru menghindari potongan skinny.

Perubahan pada desain Simons juga lantas menjadi populer di kalangan label pakaian pria lainnya seperti Dior dan Gucci.

Simons menerapkan siluet oversized dan tebal dari beberapa lapisan pakaian. Inspirasinya berasal dari pakaian sehari-hari kaum muda di Eropa.

"Di pasar loak di Wina, saya lihat anak-anak muda dari Ukraina atau Rumania hanya menambahkan layer dan menciptakan ketebalan pada pakaian mereka karena cuaca dingin," katanya kepada koran Swiss Neue Zürcher Zeitung kala itu.

"Apa lagi sebutan yang cocok untuk koleksi ini selain 'Riot Riot Riot'?”

Jaket army atau camo Riot hadir dalam versi standard olive dan lighter olive/white/grey camo, memiliki banyak potongan grafis, dan ditambahkan muatan musik serta post-apocalyptic untuk dipresentasikan kepada publik.

Tambalan yang diilhami oleh musik punk adalah karya yang tidak hanya terlihat pada jaket camo Simons, melainkan juga pada hoodie, kaus, dan atasan berlengan panjang buatannya.

Tambalan inilah kunci utama pada koleksi Simons dalam menegaskan etos kaum muda yang memberontak.

Selain itu, tampilan berlapis dan oversized pada jaket bomber Simons membuatnya kian populer saat ini.

Label lain seperti 1017 ALYX 9SM, Ader Error, Boris Bidjan Saberi, Sterling Ruby's S.R. STUDIO. LA (rekan kolaborator Simons) juga memiliki ciri khas teknik cetak dan layering ala Simons.

Ciri khas itu meliputi grafis bernilai seni, jaket parka oversized, celana dengan tambalan, serta rajutan asimetris yang menjadi norma dalam item streetwear kelas atas.

Cara membeli jaket Riot ciptaan Raf Simons

Selama bertahun-tahun, jaket Riot sering muncul di situs penjualan barang bekas seperti Grailed, Horror Vacuao, dan Middleman Store.


Para pemburu barang langka juga menjelajahi eBay serta platform lain di mana mereka berharap bisa memperoleh jaket Riot dengan harga yang relatif masuk akal.

Halaman:
Sumber Hypebeast


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com