Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 07/08/2020, 17:13 WIB
Nabilla Tashandra,
Bestari Kumala Dewi

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Gejala dada berdebar kerap menimbulkan kekhawatiran bagi orang yang mengalaminya. Berdebar memang bisa merupakan gejala aritmia atau gangguan irama jantung.

Aritmia terjadi saat sinyal listrik yang bertugas mengatur koordinasi detak jantung tidak berfungsi dengan baik.

Dokter Spesialis Jantung & Pembuluh Darah sekaligus Konsultan Kardiologi Intervensi dan Konsultan Elektrifisiologi dr. Ignatius Yansen NG., SP.JP (K), FIHA menjelaskan, jantung dalam keadaan istirahat normalnya berdenyut 60-100 kali dalam satu menit.

Baca juga: Kenapa Jantung Berdebar Setelah Minum Kopi?

Aritmia adalah kondisi ketika dalam keadaan istirahat detak jantung lebih cepat atau lebih lambat.

"Kalau dalam kondisi istirahat denyut jantung kita lebih cepat sekali atau lebih lambat sekali dari 100, maka kita sebut aritmia."

Demikian diungkapkan dr. Yansen dalam Live Instagram bersama Eka Hospital Bekasi, Jumat (7/8/2020).

Lalu, kapan kita harus mulai khawatir dengan gejala berdebar tersebut?

Dr. Yansen menambahkan, berdebar yang memiliki pencetus bisa dikatakan sebagai sesuatu yang normal. Misalnya, ketika seseorang berolahraga, ketakutan, atau jatuh cinta.

Namun, jika sedang bersantai namun tiba-tiba muncul debaran yang kencang luar biasa maka itu perlu dicurigai sebagai sesuatu yang tidak normal.

Sehingga, jika mengalami kondisi tersebut Anda perlu memeriksakan diri ke dokter atau rumah sakit.

Selain itu, gejala berdebar juga perlu diwasadai jika sampai menimbulkan keluhan lain. Misalnya, berdebar hingga menimbulkan rasa pusing, nyeri dada hingga mau pingsan atau bahkan sampai pingsan, hingga kejang.

"Jadi yang harus diwaspadai adalah kalau merasakan keluhan berdebar disertai keluhan lainnya."

"Artinya harus segera ke rumah sakit untuk periksa ke dokter jantung, karena kemungkinan ada sesuatu yang tidak normal," ujarnya menjelaskan.

Baca juga: Apa Artinya Jika Jantung Berdebar Disertai Cemas dan Sesak Napas?

Apakah aritmia bisa sembuh?

Aritmia disebabkan oleh beberapa faktor. Mulai dari kelainan bawaan pada waktu lahir, penyakit darah tinggi yang terjadi dalam waktu lama, penyakit karena jantung koroner, dan lainnya.

Untuk aritmia karena faktor bawaan, menurut dr. Yansen, sebagian besar bisa disembuhkan dengan proses pemeriksaan listrik jantung atau elektrofisiologi. Setelah itu, dokter juga akan melakukan abrasi.

Abrasi sendiri merupakan pemeriksaan listrik jantung yang prosesnya seperti katerisasi. Proses ini dilakukan dalam kondisi sadar dengan bius lokal pada pasien.

"Ada beberapa kateter yang akan diletakkan di jantung untuk diperiksa lebih detail kira-kira kelainan listrik yang terjadi apa dan di mana. Kalau bisa dilakukan akan melalui proses abrasi," ungkapnya.

Melakukan pemeriksaan kesehatan atau medical check up sejak awal dapat membantu kita mengetahui kondisi tubuh dan mencegah penyakit atau gangguan yang terjadi sejak dini, termasuk jika mengalami aritmia atau penyakit jantung lainnya.

Baca juga: Jangan Takut Berolahraga Setelah Mengalami Serangan Jantung

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com