Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah "White Coke", Coca-Cola Bening dari AS untuk Uni Soviet...

Kompas.com - 07/08/2020, 19:03 WIB
Glori K. Wadrianto

Editor

Sumber Medium

KOMPAS.com -  Hari itu, sebuah truk kargo bergerak bebas dari wilayah Austria yang diduduki Amerika Serikat ke wilayah Austria lain yang dikuasai Uni Soviet.

Biasanya di masa itu, pergerakan kargo antar wilayah akan memakan waktu panjang.

Lalu lintas kargo harus diperiksa oleh petugas bea cukai dari kedua negara, dan biasanya membutuhkan waktu beberapa minggu.

Baca juga: Levis, Coca-Cola, dan Brand Lain Setop Iklan di Medsos, Ada Apa?

Namun hari itu, truk tersebut tidak dihentikan untuk pemeriksaan, dan dapat melaju lancar.

Ternyata, truk tersebut mengangkut "barang terlarang" untuk Jenderal tertinggi Uni Soviet (USSR) Georgy Zhukov, "White Coke", yakni Coca-Cola varian khusus yang dibuat spesial untuk Zhukov.

Barang itu adalah permintaan khusus Zhukov, hingga perusahaan asal AS, Coca-Cola membuat varian khusus softdrink, untuk sang jenderal.

Georgy Zhukov adalah jenderal Rusia yang terkenal di masa Perang Dunia II.

Meskipun datang dari keluarga berpenghasilan rendah, Zhukov menapaki ke jajaran teratas di jajaran "Tentara Merah" melalui kerja keras.

Taktiknya untuk mengusir pendudukan Jepang di Manchuria memberi tempat bagi namanya untuk disebut dalam buku-buku Stalin.

 

.REPRO BIDIK LAYAR VIA MEDIUM.com .

Zhukov sudah mengantisipasi invasi Jerman dan mulai mempersiapkan tentaranya. Namun karena Stalin enggan menerima ide Zhukov, persiapan itu pun terhenti.

Baca juga: Wakai Luncurkan Koleksi Kolaborasi dengan Coca Cola

Ketika invasi Jerman terjadi, Stalin meminta Zhukov untuk menyelamatkan Uni Soviet.

Zhukov menjadi tokoh di balik kemenangan Uni Soviet atas Jerman di Stalingrad. Dia pula yang memboyong Pasukan Merah dari Moskwa ke Berlin.

Setelah kemenangan itu, dinding pemisah kian menebal antara AS dan Uni Soviet. Namun ternyata, bukan berarti hal itu menutup banyak kesempatan. 

Coca-Cola, sebuah perusahaan minuman ringan AS yang begitu terkenal, menyertai pasukan AS selama Perang Dunia II.

Ketika suatu wilayah berada di bawah kendali AS, Coca-Cola akan memulai membuka pabrik dan memasok kebutuhan pasukan AS dan penduduk setempat.

Namun karena Coca-Cola melambangkan kemenangan AS, produk ini menjadi terlarang di Uni Soviet.

Coca-Cola bening

Nah, dalam salah satu pertemuan dengan Jenderal AS Dwight D. Eisenhower, Zhukov mencicipi Coca-Cola.

Ternyata, Zhukov langsung jatuh cinta pada rasanya yang manis.

Namun, karena Uni Soviet melarang Coca-Cola, Zhukov meminta Eisenhower untuk membeli Coca-cola yang unik, tidak berwarna seperti Vodka.

Baca juga: Diam-diam, Coca-Cola Bikin Minuman Beralkohol Aneka Rasa

Eisenhower menyampaikan permintaan tersebut kepada Presiden AS, yang pada gilirannya menyampaikan request itu kepada manajemen Coca-Cola.

Coca-Cola lantas meminta pabrik mereka di Wina untuk memeriksa kemungkinan tersebut.

Seorang ahli kimia Coca-Cola menemukan, Coca-Cola bisa menjadi transparan jika bahan karamel dihilangkan selama pembuatan Coca-Cola.

Tak hanya itu, Coca-Cola juga membuat bentuk botol baru untuk Zhukov.

Sebanyak 50 peti Coca-Cola "putih" dibuat untuk Zhukov, dan diangkut dengan truk kargo, yang lolos tanpa pemeriksaan dari pihak bea cukai di kedua negara.

Ya, upaya Coca-Cola untuk masuk ke Uni Soviet memang terjadi di belakang panggung, karena pesaingnya, Pepsi, adalah produk pertama yang masuk ke Uni Soviet.

Upaya terbuka Coca-Cola mendorong masuk pasar ke negara komunis itu baru terjadi ketika tembok Berlin runtuh, November 1991.

Kala itu, Coca-Cola membagikan enam kaleng Coca-Cola kepada setiap warga negara Jerman Timur sebagai bagian dari strategi pemasaran.

Setelah itu, Coca-Cola dengan cepat mampu menggeser Pepsi sebagai minuman ringan yang paling banyak dijual di Uni Soviet.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber Medium
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com