Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 07/08/2020, 19:32 WIB
Dian Reinis Kumampung,
Lusia Kus Anna

Tim Redaksi

"Bahkan jika cedera itu terjadi hanya karena gigitan nyamuk di bagian belakang leher, kita akan merasakan sensasi kecil itu dan secara refleks menepis sensasi itu atau mencoba menggeliat menjauh dari sumbernya,” imbuhnya.

Teori lain dari PLoS One menyebutkan bahwa menggelitik adalah bentuk ikatan sosial, seperti pada hewan, dan cara untuk mengajari anak-anak tentang sentuhan.

Saat kita menggelitik perut bayi dengan ciuman atau membiarkan anak prasekolah menggelitik kita, kita membantu mengajari mereka bagian tubuh mana yang sensitif dan sensasi apa yang mungkin berbeda.

Baca juga: Mengapa Terkadang Kita Sangat Menginginkan Makanan Manis dan Asin?

Mengapa hanya sebagian orang yang geli?

Ini adalah salah satu misteri tubuh yang belum terpecahkan. Sementara para ilmuwan tidak yakin mengapa beberapa orang lebih cenderung geli daripada yang lain, mereka tahu bahwa suasana hati saat ini memengaruhi seberapa geli seseorang pada waktu tertentu.

“Bagaimana otak dan tubuh kita menafsirkan tindakan menggelitik tergantung pada keadaan emosi kita,” jelas Katie Lear, seorang terapis anak dan remaja di Davidson, North Carolina.

“Banyak penelitian menunjukkan bahwa ketika kita merasa tenang dan rileks, tubuh kita mungkin menganggap gelitik sebagai hal yang menyenangkan, tetapi tidak demikian halnya ketika seseorang sedang marah atau stres,” ungkapnya lagi.

Saat kita stres, kita lebih perhatian dan responsif terhadap informasi yang datang melalui indera kita.

“Hal ini menjelaskan keseimbangan dari gelitik yang berefek mengejutkan, sensasi menyenangkan menjadi sensasi yang tak tertahankan,” jelasnya.

Baca juga: Gampang Tersinggung, Ciri Orang yang Merasa Insecure

Temperamen seseorang secara keseluruhan juga memainkan peran yang utama. Apakah kamu adalah seorang yang langsung tertawa (saat digelitik) secara umum? Jika iya, menurut sains, kemungkinan kamu jadi lebih rentan menjadi geli.

Dalam sebuah studi di tahun 1990 terhadap 100 mahasiswa yang diterbitkan dalam Biological Psychology, temuan awal menunjukkan bahwa orang yang cenderung tersenyum dan tertawa mungkin lebih cenderung menjadi geli.

“Kita semua memproses informasi sensorik dengan cara yang berbeda,” kata Lear. “Jika seseorang tidak geli atau secara aktif tidak suka menggelitik meski dalam keadaan tenang, itu tidak berarti ada yang salah dengan mereka, itu hanya preferensi pribadi,” katanya.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Rekomendasi untuk anda
28th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com