Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 07/08/2020, 19:32 WIB
Dian Reinis Kumampung,
Lusia Kus Anna

Tim Redaksi

KOMPAS.com—Saat seseorang menggelitikmu di titik tertentu, kamu pasti merasakan sensasi yang aneh, senang dan terkejut. Namun beberapa orang tidak merasa geli saat digelitik di sisi yang sama. 

“Seperti halnya semua pengalaman sensorik, orang memiliki tingkat kepekaan yang berbeda untuk menyentuh dan menggelitik,” kata Alicia Walf, PhD, dosen senior ilmu kognitif di Rensselaer Polytechnic Institute di Troy, New York.

Suasana hati dan pengalaman digelitik ikut memengaruhi apakah kamu menganggap sebuah gelitikan itu menyenangkan atau sebagai bentuk penyiksaan.

Berikut ini fakta tentang ilmu tentang gelitik yang menarik.

Apa yang menyebabkan gelitik?

Setiap kali kamu merasa geli, reaksi berantai mulai melibatkan otak dan indera peraba.

“Pertama, ia mengaktifkan ujung saraf di kulit kita untuk reseptor rasa sakit dan sensorik yang sensitif terhadap sentuhan dan tekanan ringan," kata Walf.

Baca juga: Mengapa Kita Tidak Geli saat Menggelitik Sendiri?

Dari sana, sinyal keluar ke korteks somatosensori di otak, yaitu wilayah di mana otak mengidentifikasi sentuhan.

Melalui struktur limbik otak, seperti anterior cingulate cortex, otak membahas bagaimana rasanya, tambah Walf.  Selanjutnya, otak akan memintamu untuk tertawa secara refleks.

"Tawa diproses melalui hipotalamus, saluran antara suasana hati dan respons somatik," kata Walf.

"Otak kecil di belakang otak dengan indahnya mengoordinasikan semua respons ini (dan semua proses sensorik dan pergerakan otak),” lanjutnya.

Kamu mungkin kerap bertanya mengapa kamu kerap merasa geli bahkan sebelum tangan orang lain menyentuh titik gelimu.

Hal ini rupanya terjadi karena adanya efek kejutan dan antisipasi, serta konteks. "Tertawa geli itu biasanya terjadi pada seseorang yang membuatmu nyaman, bukan orang asing (yang kita tidak kenal),“ kata Walf.

Baca juga: International Kissing Day: Sejarah dan Fakta di Balik Ciuman

Mengapa? Teorinya adalah bahwa kita mengingat perasaan menyenangkan saat digelitik oleh teman dekat dan keluarga tepat sebelum gelitikan dimulai, jelas Walf, dan itu mungkin akan segera meledak dalam tawa antisipatif.

IlustrasiShutterstock Ilustrasi

Rasa geli yang timbul itu biasanya timbul akan kenangan indah dan suasana hati sedang baik.

Mengapa kita tidak bisa menggelitik diri sendiri?

Untuk merasakan sensasi geli perlu ada elemen kejutan, dan itu adalah sesuatu yang hanya dapat diberikan oleh orang lain.

Faktanya, banyak penelitian, termasuk laporan tentang gelitik yang diterbitkan di NeuroReport, menunjukkan bahwa kita hanya merasa geli ketika orang lain melakukannya kepada kita. Karena dengan cara itu otak kita, khususnya otak kecil, tidak dapat memprediksi sensasi apa yang akan terjadi selanjutnya.

Baca juga: 10 Hal yang Terjadi pada Tubuh Jika Berhenti Makan Daging Merah

Fakta menyenangkan: Ada titik evolusi di tubuh sehingga kita dapat merasakan dan bereaksi terhadap sesuatu (yang menggelitik) walau kita tidak melihatnya.

“Menjadi sangat responsif bahkan terhadap sedikit sensasi — seperti bagian bawah kaki dan belakang leher. Bagian tubuh ini adalah area yang penting bagi kita untuk melindungi diri dari cedera,” kata Walf.

"Bahkan jika cedera itu terjadi hanya karena gigitan nyamuk di bagian belakang leher, kita akan merasakan sensasi kecil itu dan secara refleks menepis sensasi itu atau mencoba menggeliat menjauh dari sumbernya,” imbuhnya.

Teori lain dari PLoS One menyebutkan bahwa menggelitik adalah bentuk ikatan sosial, seperti pada hewan, dan cara untuk mengajari anak-anak tentang sentuhan.

Saat kita menggelitik perut bayi dengan ciuman atau membiarkan anak prasekolah menggelitik kita, kita membantu mengajari mereka bagian tubuh mana yang sensitif dan sensasi apa yang mungkin berbeda.

Baca juga: Mengapa Terkadang Kita Sangat Menginginkan Makanan Manis dan Asin?

Mengapa hanya sebagian orang yang geli?

Ini adalah salah satu misteri tubuh yang belum terpecahkan. Sementara para ilmuwan tidak yakin mengapa beberapa orang lebih cenderung geli daripada yang lain, mereka tahu bahwa suasana hati saat ini memengaruhi seberapa geli seseorang pada waktu tertentu.

“Bagaimana otak dan tubuh kita menafsirkan tindakan menggelitik tergantung pada keadaan emosi kita,” jelas Katie Lear, seorang terapis anak dan remaja di Davidson, North Carolina.

“Banyak penelitian menunjukkan bahwa ketika kita merasa tenang dan rileks, tubuh kita mungkin menganggap gelitik sebagai hal yang menyenangkan, tetapi tidak demikian halnya ketika seseorang sedang marah atau stres,” ungkapnya lagi.

Saat kita stres, kita lebih perhatian dan responsif terhadap informasi yang datang melalui indera kita.

“Hal ini menjelaskan keseimbangan dari gelitik yang berefek mengejutkan, sensasi menyenangkan menjadi sensasi yang tak tertahankan,” jelasnya.

Baca juga: Gampang Tersinggung, Ciri Orang yang Merasa Insecure

Temperamen seseorang secara keseluruhan juga memainkan peran yang utama. Apakah kamu adalah seorang yang langsung tertawa (saat digelitik) secara umum? Jika iya, menurut sains, kemungkinan kamu jadi lebih rentan menjadi geli.

Dalam sebuah studi di tahun 1990 terhadap 100 mahasiswa yang diterbitkan dalam Biological Psychology, temuan awal menunjukkan bahwa orang yang cenderung tersenyum dan tertawa mungkin lebih cenderung menjadi geli.

“Kita semua memproses informasi sensorik dengan cara yang berbeda,” kata Lear. “Jika seseorang tidak geli atau secara aktif tidak suka menggelitik meski dalam keadaan tenang, itu tidak berarti ada yang salah dengan mereka, itu hanya preferensi pribadi,” katanya.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Rekomendasi untuk anda
28th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com