Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 08/08/2020, 09:28 WIB
Glori K. Wadrianto

Editor

KOMPAS.com - Jika kamu pernah mendengar istilah ekshibisionis seks, kamu mungkin akan membayangkan seseorang yang memiliki kelainan jiwa, lalu melakukan penyimpangan seksual.

Contohnya, yang mungkin biasa terjadi, ketika seseorang dengan sadar menunjukkan alat vitalnya pada orang lain yang tak dikenal.

Namun, ekshibisionis juga bisa bermakna memiliki sikap adventurous dalam seksualitasnya demi membuat hubungan seks lebih segar dan menyenangkan.

Baca juga: Benarkah Wanita Berbulu Lebat Punya Gairah Seksual Tinggi?

Meski tidak bisa dibilang sebagai perilaku seks yang normal, tetapi juga tidak lantas bisa dicap memiliki kelainan jiwa.

Seperempat orang di Inggris, menurut survei yang digelar UKmedix.com, bahkan menggambarkan diri mereka sebagai ekshibisionis seksual.

Mereka mengaku senang mencoba hal-hal baru dalam aktivitas seksnya.

Namun, 34 persen responden mengakui, pasangan mereka tidak menyukai gaya ekshibisionis tersebut.

Bentuk ekshibisionisme yang paling populer adalah (ingin) tepergok saat berhubungan seks di tempat umum.

Baca juga: Makna di Balik Fantasi Seksual Seseorang

Sebanyak 62 persen responden mengaku pernah tepergok saat bercinta, di mana 13 persennya dipergoki oleh anggota keluarga lain.

Bentuk yang lain misalnya, sengaja bersuara gaduh saat bercinta, atau terlibat dalam sesi hubungan seks berkelompok.

Berkaitan dengan kepercayaan diri saat beraktivitas seksual, kaum perempuan menganggap diri mereka lebih percaya diri ketimbang pria, dengan skala 7,5 dari 10.

Di lain pihak, kaum pria menilai skala kepercayaan diri mereka adalah 6,1 dari 10.

Meskipun cukup percaya diri secara seksual, tetapi mayoritas responden yang menganggap diri mereka ekshibisionis seksual mengaku merahasiakan kebiasaan dan hasrat ini dari orang lain.

Ngomong-ngomong, kenapa sih kaum ekshibisionis senang dengan perhatian orang lain mengenai aktivitas yang seharusnya sangat pribadi itu?

Menurut survei yang sama, dua per tiga responden melakukannya karena terpicu oleh ketegangannya.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com