Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 09/08/2020, 19:17 WIB
Dian Reinis Kumampung,
Lusia Kus Anna

Tim Redaksi

Sumber SHAPE

Dalam percobaan laboratorium kecil yang melibatkan tujuh orang sehat, tim peneliti Australia menemukan bahwa mencampurkan kotoran dengan sistein, komponen yang mengandung sulfur yang ditemukan dalam sumber protein, menghasilkan peningkatan tujuh kali lipat dalam emisi hidrogen sulfida yang bau.

Mungkin itulah sebabnya binaragawan, yang cenderung mengonsumsi banyak bubuk protein terkenal memiliki kentut berbau busuk.

Baca juga: Kenali, 5 Jenis Santapan yang Picu Bau Badan

3. Intoleransi laktosa

Beberapa orang menyalahkan susu, es krim, dan keju sebagai penyebab bau busuk, dan itu memang beralasan.

Cukup banyak orang dewasa kekurangan enzim yang dibutuhkan untuk mencerna laktosa (alias, laktase), gula alami yang ditemukan dalam produk susu. Kondisi ini disebut intoleransi laktosa.

“Pada orang-orang ini, laktosa melewati usus kecil tanpa diserap, berjalan ke hilir ke usus besar, di mana triliunan bakteri mengadakan pesta kecil,” kata Raymond.

Efeknya adalah bau gas, karena susu dan keju tertentu memiliki kandungan sulfur yang tinggi.

Orang juga bisa tidak toleran (dan mengeluarkan gas bau dari) gula lain, termasuk sukrosa (gula meja) dan fruktosa yakni, gula yang biasa ditemukan dalam buah segar, sirup jagung dan beberapa makanan olahan.

Baca juga: Ayo Jauhi Gula di Masa Pandemi Virus Corona, Mengapa?

4. Raffinose

Kacang, buncis. Mereka kaya akan protein, antioksidan, vitamin, dan mineral. Tapi, jenis makanan ini akan membuatmu sering melepaskan gas.

Kacang mengandung oligosakarida keluarga raffinose (RFOs), kelompok gula yang sebagian bertanggung jawab atas kembung dan gas setelah kita mengasupnya.

Begitu juga dengan lentil, polong-polongan, dan sayuran tertentu. Saluran pencernaan manusia kekurangan enzim penting yang dibutuhkan untuk memecah dan mencerna gula jenis ini.

Satu studi menemukan bahwa merendam kacang kering dalam air membantu menghilangkan RFO tanpa mengurangi nilai gizi kacang. Mengonsumsi suplemen pencernaan berbasis enzim juga dapat membantu meringankan gejala.

5. Alkohol gula

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com