Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Turun 20kg dalam 5 Bulan dengan Mengontrol Porsi Makan

Kompas.com - 10/08/2020, 15:22 WIB
Nabilla Tashandra,
Lusia Kus Anna

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Hrish Thota (40) merasakan staminanya terus menurun seiring dengan berat badannya yang terus bertambah. Pria asal Bengaluru, India ini pernah mencapai berat badan 90kg dengan tingginya yang hanya 172 cm.

Selain stamina menurun, ia melihat perutnya semakin besar. Di titik itu ia merasa periode lockdown saat pandemi ini menjadi momen untuk menurunkan berat badannya.

Dalam waktu lima bulan, berat badannya turun hingga 20kg. Apa rahasianya?

Thota ternyata hanya melakukan perubahan besar dalam porsi makannya dan berupaya menerapkan pola makan sehat. Ia menghindari gula dan produk susu.

Ketika perjalanan kebugaran itu dimulai, Thota juga sudah sembilan bulan tidak minum alkohol.

"Tiga hal ini sangat berpengaruh terhadap penurunan berat badanku," katanya, seperti dilansir Times of India.

Baca juga: Mau Hidup Sehat dan Panjang Umur? Terapkan 5 Pola Makan Ini

Transformasi bentuk tubuh Hrish Thota.Tangkap layar Times of India Transformasi bentuk tubuh Hrish Thota.

Melakukan diet puasa selama lebih dari 14 jam membantunya untuk mengurangi porsi makan dengan sangat signifikan.

Biasanya,Thota akan berpuasa mulai pukul 20.00 hingga hari berikutnya pukul 10.00, totalnya mencapai 14 jam. Waktu sarapannya adalah pukul 10.00, makan siang 13.30 dan makan malam 18.30.

"Selama menjalani intermittent fasting, aku hanya akan minum kopi hitam pukul 22.00 sebelum tidur dan teh hijau pukul 08.00 setelah bangun pagi," ujarnya.

Baca juga: Seefektif Apa Puasa Intermiten Turunkan Berat Badan?

Berikut contoh pola makan yang diterapkan Thota:

- Sarapan: masala omelette dengan roti gandum atau millet dosa (makanan India).

- Makan siang: porsi kecil nasi merah dengan semangkuk kari.

- Makan malam: dua chapati (makanan India) dengan semangkuk kari.

- Makanan sebelum olahraga: kopi hitam.

- Makanan setelah olahraga: dua omelette dan segelas teh hijau.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com