Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tradisi Peragaan Busana Secara Langsung Menanti "Ajal", Benarkah?

Kompas.com - 10/08/2020, 15:29 WIB
Gading Perkasa,
Glori K. Wadrianto

Tim Redaksi

"Banyak perancang seperti DVF dan Zac Posen berhenti menampilkan pertunjukan pada 2019," kata Rocha.

Baca juga: Kendall Jenner dan Bella Hadid Buka Peragaan Busana Off-White

Fashion show digital bisa jadi solusi

Fern Mallis, kreator New York Fashion Week dan mantan direktur eksekutif Council of Fashion Designers of America juga mengungkapkan pandangannya.

Dia merasa terlalu banyak peragaan busana menghasilkan "jejak karbon yang sangat besar" dan "sangat mahal".

Apa yang diutarakan Mallis tidak hanya didukung oleh Coco Rocha, melainkan juga perancang busana Rebecca Minkoff, serta salah satu pendiri Fashinnovation, Jordana Guimaraes.

Di bulan April, Guimaraes mengaku menganggap pertunjukan runway sudah tidak diperlukan.

"Dengan pertunjukan runway, kita berakhir dengan seluruh sampel ini, namun tidak akan pernah dipakai lagi."

Peragaan busana digital bisa menjadi cara berkelanjutan bagi brand untuk memamerkan produknya.

Tautan online ke pertunjukan busana virtual akan mengurangi jejak karbon yang ditinggalkan oleh para kreator fesyen.

Jika tiap merek berfokus menampilkan dua koleksi dalam setahun, maka banyak waktu, energi, dan uang yang dapat dihemat.

Namun, di sisi lain  -tentu saja, ketiga hal itulah yang membuat industri mode menjadi seperti sekarang.

Sebagai contoh, Paris Fashion Week tidak akan terasa seperti Paris Fashion Week pada umumnya jika tidak diselenggarakan di kota Paris.

Jelas, pendekatan dengan peragaan runway digital tidak menggantikan live show.

"Kami tidak merasa acara digital akan mengambil alih pertunjukan 'live', melainkan melengkapinya," kata Guimaraes.

Baca juga: Model Kulit Hitam Buka Peragaan Busana Prada

"Dengan cara ini, acara 'live' memiliki tujuan awal yang membawa kembali pertunjukan runway untuk menjadi intim bagi penonton yang tepat."

"Sementara, streaming online atau versi 3D membuatnya inklusif dan bisa diakses orang dari seluruh dunia," sambung dia.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com