KOMPAS.com – Farhan (38) bergegas. Ia memesan tiket ke Singapura. Namun perjalanan kali ini bukan untuk berlibur.
Perjalanan di awal tahun 2019 itu terjadi karena dia harus mengantar orangtuanya ke RS Mount Elizabeth, agar bisa melakukan pemeriksaan jantung.
“Bapakku operasi jantung di Singapura tahun lalu. Kenapa Singapura? Karena yakin aja sama pengobatan di sana,” ujar Farhan mengenang kejadian tersebut.
Baca juga: Mengapa Warga Medan Lebih Suka Berobat ke Luar Negeri?
Ketertarikan Farhan datang dari testimoni beberapa teman dan kolega ayahnya yang sukses menjalankan operasi serupa di sana.
Sedangkan, beberapa teman ayahnya yang lain harus kecewa dengan pelayaan rumah sakit di Indonesia. Salah satunya karena kepastian diagnosa.
Pengalaman Farhan ini tentu pernah dialami banyak orang lain di Indonesia.
Buktinya, Wakil Menteri BUMN, Budi Gunadi Sadikin mengatakan, spending orang Indonesia untuk berobat di Singapura dan Malaysia mencapai 3-5 miliar dollar AS.
“Banyak uang yang keluar karena kita tidak punya industri kesehatan yang bagus.”
Begitu kata Budi dalam Webinar Sekolah Bisnis Manajemen Institut Teknologi Bandung (SBM ITB), Senin (10/8/2020) pagi.
Budi menjelaskan, industri kesehatan Indonesia tidak mandiri, karena 90 persenan bahan baku obat dan alat kesehatan masih impor.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.