Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengapa Orang Indonesia Lebih Memilih Berobat ke Luar Negeri?

Kompas.com - 10/08/2020, 16:01 WIB
Reni Susanti,
Glori K. Wadrianto

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Farhan (38) bergegas. Ia memesan tiket ke Singapura. Namun perjalanan kali ini bukan untuk berlibur.

Perjalanan di awal tahun 2019 itu terjadi karena dia harus mengantar orangtuanya ke RS Mount Elizabeth, agar bisa melakukan pemeriksaan jantung. 

“Bapakku operasi jantung di Singapura tahun lalu. Kenapa Singapura? Karena yakin aja sama pengobatan di sana,” ujar Farhan mengenang kejadian tersebut.  

Baca juga: Mengapa Warga Medan Lebih Suka Berobat ke Luar Negeri?

Ketertarikan Farhan datang dari testimoni beberapa teman dan kolega ayahnya yang sukses menjalankan operasi serupa di sana.

Sedangkan, beberapa teman ayahnya yang lain harus kecewa dengan pelayaan rumah sakit di Indonesia. Salah satunya karena kepastian diagnosa.

Pengalaman Farhan ini tentu pernah dialami banyak orang lain di Indonesia.

Buktinya, Wakil Menteri BUMN, Budi Gunadi Sadikin mengatakan, spending orang Indonesia untuk berobat di Singapura dan Malaysia mencapai 3-5 miliar dollar AS.

“Banyak uang yang keluar karena kita tidak punya industri kesehatan yang bagus.”

Begitu kata Budi dalam Webinar Sekolah Bisnis Manajemen Institut Teknologi Bandung (SBM ITB), Senin (10/8/2020) pagi.

Budi menjelaskan, industri kesehatan Indonesia tidak mandiri, karena 90 persenan bahan baku obat dan alat kesehatan masih impor.

Tahun 2014 misalnya, impor alkes mencapai 750 juta dollar AS. Sedangkan bahan baku farmasi 1,3 miliar dollar AS yang diimpor dari China dan India.

Demi membangun industri kesehatan, Kementerian BUMN melakukan transfrormasi membentuk holding RS BUMN.

Baca juga: Cara Erick Thohir agar Warga Indonesia Tak Lagi Berobat ke Luar Negeri

Pada tahap II awal Agustus 2020, sudah ada 4.200 bed hasil penggabungan. Pada fase selanjutnya, bed yang dimiliki gabungan RS BUMN menjadi 7.500 bed.

Dengan jumlah tersebut, RS BUMN ini akan menjadi yang terbesar di Indonesia dengan jaringan yang luas.

Fathema Djan Rachmat, Direktur Utama PT Pertamina Bina Media IHC, Holding Rumah Sakit BUMN ikut memberikan penjelasan.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com