KOMPAS.com – Berhati-hatilah dengan informasi seputar Covid-19 yang Anda terima dari media sosial. Di tengah pandemi ini, ada banyak informasi palsu yang membingungkan, bahkan membahayakan.
Segera setelah WHO mengumumkan Covid-19 sebagai pandemi, masyarakat dunia juga diingatkan tentang bahaya infodemi atau penyebaran informasi yang terus-menerus.
Hal ini terkadang membuat orang kian bingung dan tak mengambil langkah-langkah efektif mengendalikan wabah, tetapi justru menghabiskan biaya buat pilihan yang tak ada gunanya, bahkan mungkin membahayakan.
Sayangnya, semakin berat suatu penyakit atau belum ada obatnya, makin bombastis biasanya klaim-klaim yang menyebut bisa menyembuhkannya.
Kementrian Komunikasi dan Informatika sendiri telah mengidentifikasi ribuan hoaks yang tersebar di berbagai media sosial dan aplikasi percakapan. Sebagian dari informasi palsu tersebut telah dihapus dan akunnya diblokir.
Baca juga: [HOAKS] Data BIN Tetapkan Jakarta Zona Hitam Covid-19
Masyarakat diimbau agar tidak gampang percaya dengan klaim yang menyebut dapat mengobati Covid-19 secara cepat atau menangkal virus. Informasi bohong lainnya adalah pandemi ini merupakan konspirasi, sehingga banyak orang tidak lagi percaya terhadap wabah Covid-19 yang telah menyebabkan jutaan orang di dunia terinfeksi.
WHO menyebut, informasi palsu atau infodemi ini menjadi masalah global.
“Informasi palsu seperti ini bukan hanya berbahaya bagi individu, tetapi juga menghalangi upaya bersama untuk mengendalikan pandemi,” kata Presiden American College of Emergency Physicians, Dr.William Jaquis.
Sampai saat ini belum ada obat atau vaksin untuk Covid-19. Para ilmuwan masih terus mempelajari tentang virus ini dan bagaimana cara menaklukannya. Uji klinis vaksin masih berlangsung dan belum ada yang dipasarkan.
Tanpa obat, pertahanan terbaik untuk melawan virus ini adalah dengan membuat pilihan yang tepat, berhati-hati, dan menjalankan protokol kesehatan.
Carilah informasi dari sumber-sumber resmi, seperti Kementrian Kesehatan, WHO, situs resmi Satgas Covid-19, atau pun dokter.
Baca juga: Hari Ini Polisi Panggil Anji Terkait Konten Video Hoaks Temuan Obat Covid-19
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.