Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 18/08/2020, 20:51 WIB
Nabilla Tashandra,
Bestari Kumala Dewi

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Konten pornografi kini cenderung lebih mudah diakses karena teknologi yang semakin maju.

Apalagi, banyak orangtua terlalu permisif kepada anak dan memberikan gawai sejak usia dini.

Pornografi bisa menimbulkan kecanduan, tak terkecuali pada anak. Dalam jangka panjang, kecanduan pornografi bisa memicu berbagai dampak buruk, seperti mengganggu konsentrasi anak hingga anak rentan menjadi pelaku kejahatan seksual.

Baca juga: Cermati, Problem Kecanduan Pornografi dan Sederet Risikonya

Ketua Satgas Perlindungan Anak Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), dr. Eva Devita Harmoniati, Sp.A(K) mengungkapkan, ketika anak menonton pornografi, mereka tetap mungkin mendapatkan rasa kesenangan, meskipun sebetulnya belum memiliki pemahaman cukup.

Kesenangan itu kemudian akan merangsang melepaskan hormon dopamin yang menimbulkan rasa senang.

Pada kesempatan berikutnya anak tersebut akan mencari-cari kembali apa yang membuatnya senang saat itu dan kembali mengakses pornografi. Jika dilakukan terus-menerus, anak bisa mengalami kecanduan.

"Penelitian menunjukkan kecanduan pornografi dampaknya bisa seperti kecanduan narkoba."

Demikian diungkapkan dr. Eva dalam Instagram Live bersama IDAI, Selasa (18/8/2020).

Baca juga: Sering Nonton Film Porno, Apa Efeknya untuk Kesehatan?

Kecanduan pornografi bisa menyebabkan fungsi-fungsi dalam kehidupan anak menjadi terganggu.

Untuk itu, orangtua diimbau untuk mencegah itu sebelum terjadi, bahkan mencegahnya sejak sebelum anak mengakses internet.

Namun, bagaimana jika anak sudah terlanjur mengaksesnya dan mengalami kecanduan?

Ada beberapa tanda yang perlu diwaspadai oleh orangtua, antara lain:

- Ketika anak mulai suka bersembunyi untuk mengakses internet.

- Ketika anak mulai tidak bisa dilepaskan dari gawai.

- Ketika anak mulai menunjukkan kegelisahan ketika tidak bisa mengakses internet.

- Ketika anak mulai menunjukkan perilaku agresif ketika gawainya diambil.

- Ketika anak mulai menunjukkan perilaku seksual yang menyimpang, seperti suka memainkan alat kelaminnya atau tertangkap suka menjahili adik atau anak tetangga yang berlawanan jenis kelamin.

"Kita perlu melakukan terapi terhadap anak-anak seperti ini. Orangtua bisa membawa anak ke dokter spesialis tumbuh kembang anak atau psikiater," ucap dr. Eva.

Baca juga: Pornografi Membuat Anak Menganggap Rendah Perempuan

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com