Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Herd Immunity Sulit Dicapai untuk Menghentikan Covid-19, Menurut WHO

Kompas.com - 19/08/2020, 16:53 WIB
Gading Perkasa,
Wisnubrata

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Kekebalan kelompok atau herd immunity adalah solusi yang sempat ditawarkan untuk menghentikan penyebaran Covid-19.

Menurut laporan terbaru, kekebalan kelompok dapat dicapai jika lebih dari 50 persen populasi memiliki kekebalan terhadap virus corona, baik lewat paparan atau vaksin, agar penularan virus tersebut berkurang.

Itu adalah proyeksi yang disambut baik, mengingat perkiraan sebelumnya menyebutkan setidaknya 70 persen populasi membutuhkan kekebalan sebelum herd immunity dapat dicapai.

Namun, perkiraan ini tidak relevan dalam memerangi penyebaran virus corona, kata pejabat Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dalam konferensi pers hari Senin (17/8/2020).

Baca juga: Studi: Herd Immunity untuk Melawan Covid-19 Dinilai Tidak Efektif

"Saat ini, sebagai sebuah planet, sebagai populasi global, kita berada jauh dari tingkat kekebalan yang dibutuhkan untuk menghentikan penularan penyakit ini," kata Dr. Mike Ryan, direktur eksekutif Program Kedaruratan Kesehatan WHO.

"Kita perlu fokus pada apa yang dapat kita lakukan untuk menekan penularan dan tidak hidup dengan harapan bahwa kekebalan kelompok akan menyelamatkan kita."

Memang, salah satu cara mengembangkan perlindungan dari virus corona adalah bertahan dengan terpapar virus, yang dapat membuat tubuh kita mengembangkan antibodi.

Meski para ahli mengetahui cara tersebut, mereka tidak tahu seberapa kuat respon kekebalan tubuh terhadap virus, berapa lama kekebalan bisa bertahan, dan apakah respon itu berbeda-beda antara satu orang dan orang lain.

Bahkan jika keberadaan antibodi Covid-19 melindungi kita dari virus corona, penelitian menunjukkan hanya sekitar 10 persen populasi global yang memiliki antibodi ini.

"Itu berarti sebagian besar populasi tetap rentan terhadap infeksi, dan virus memiliki peluang untuk menyebar," kata ahli epidemiologi penyakit menular Maria Van Kerkhove, kepala teknis Covid-19 WHO.

Vaksin tidak melindungi semua orang

Cara lain untuk melindungi diri kita dari virus corona adalah dengan mendapatkan vaksin. Tetapi vaksin yang aman dan efektif belum tersedia.

"Kita tidak bisa mengetahui antara cakupan vaksinasi dengan proporsi populasi yang kebal," kata Dr Bruce Aylward Penasihat Senior Direktur Jenderal WHO.

Itu artinya, membangun kekebalan kelompok melalui vaksinasi membutuhkan lebih banyak orang untuk mendapatkan vaksin dibandingkan persentase kekebalan tingkat populasi yang diperlukan untuk mengalahkan virus.

"Dalam situasi seperti ini, di mana lockdown terjadi di setengah populasi dunia dan ekonomi  terhenti, kita harus merencanakan tingkat kekebalan kelompok yang sangat tinggi karena kami tidak ingin mengambil risiko," kata Dr Aylward.

Perusahaan dan pemerintah yang bertanggung jawab untuk meluncurkan vaksin, tambah Dr. Aylward, seharusnya tidak "terbuai dengan anjuran bahwa tingkat kekebalan kelompok yang diperlukan bisa rendah."

Menurut Dr. Ryan, menunggu sampai tingkat kekebalan kelompok yang dibutuhkan tercapai bukanlah solusi untuk mengakhiri pandemi.

Satu-satunya solusi adalah menerapkan semua strategi yang diketahui efektif, seperti tes Covid-19, pelacakan kontak, isolasi, pemakaian masker, dan jarak fisik, sembari menunggu pengembangan vaksin.

"Sehingga kita bisa menangani hal ini dengan benar dan kembali ke normal baru yang kita butuhkan demi menjaga masyarakat kita, ekonomi terbuka dan sistem kesehatan kita aman."

Baca juga: Benarkah Herd Immunity Satu-satunya Jalan Hentikan Pandemi Corona?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com