Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mencari Desain Furnitur yang Estetik dan Sesuai Selera Pasar

Kompas.com - 19/08/2020, 17:33 WIB
Lusia Kus Anna

Editor

KOMPAS.com – Kehadiran desainer bagi industri furnitur sangat penting. Namun, masih banyak desainer yang kurang adaptif dengan selera pasar atau desainnya sulit untuk dibuat menjadi produk mebel yang bisa diproduksi secara luas.

“Indonesia sangat kaya dalam hal craftsmanship, kita juga banyak desainer. Tetapi masih ada gap antara maker dan desainer," kata Chief Community Officer Abbasource, Indra Febriansyah, dalam konferensi pers OCIC yang diadakan secara virtual (18/8/2020).

Menurutnya, program seperti Open Call Indonesia Creation (OCIC) dapat menciptakan ekosistem yang produktif antara maker dan desainer.

OCIC merupakan program yang digagas oleh Abbasource bekerja sama dengan Himpunan Desainer Mebel Indonesia (HDMI) untuk menjaring potensi desainer dan maker furnitur serta kriya di seluruh Indonesia untuk dibawa ke pasar global.

“OCIC bukan sekadar lomba dan ada juaranya, tapi juga sebuah inkubasi. Kami akan mengurasi produk dari peserta. Yang dicari adalah produk original, punya desain yang bagus, bisa menjawab kemauan pasar dan bisa diproduksi dengan baik,” papar Indra.

Memproduksi furnitur yang estetik dan bisa dijual sesuai dengan ongkos produksi yang pas, lanjut Indra, masih menjadi tantangan di Indonesia.

Baca juga: Sebelum Beli Furnitur Antik, Simak 4 Tips Ini

Karenanya, para finalis dalam ajang OCIC ini akan mengikuti proses inkubasi dengan mentoring dari para ahli yang sudah berpengalaman dalam hal mendesain dan memproduksi mebel.

“Inkubasinya cukup panjang karena kami berusaha agar barang-barang yang desainnya bagus ini bisa dijual dengan harga yang tepat dan mencapai pasar yang besar,” ujarnya.

Mentoring

Pemenang OCIC tahun 2019, Vincentius Aldi Masella, menceritakan pengalamannya mengikuti program inkubasi tersebut.

Aldi yang merupakan lulusan desainer interior dari Institut Teknologi Surabaya ini mendesain kursi (arm chair) yang diberi nama “Selendang”. Desain akhir dari kursi itu merupakan hasil dari revisi dari para kurator di OCIC.

Baca juga: 8 Hal tentang Desainer Interior yang Perlu Anda Ketahui

Kursi hasil desain Vincentius Aldi yang diberi nama Selendang.Dok Abbasource Kursi hasil desain Vincentius Aldi yang diberi nama Selendang.

“Dari awal ada beberapa perubahan desain tapi bukan yang major. Perubahan terbesar di bagian sandaran, dibuat jadi lebih simple,” kata pria yang bekerja di sebuah perusahaan desainer interior di Jakarta ini.

“Selendang”, lanjut Aldi, inspirasinya ia dapatkan dari kain selendang yang termasuk bagian dari budaya Indonesia. Kursi yang ia desain pun terlihat nyaman dan memiliki garis desain yang luwes dan indah, seperti kain yang sedang disampirkan.

Baca juga: Saat WFH, Perusahaan Mebel Ini Catat Penjualan Rp 35,1 Triliun

Aldi mengatakan, kursi tersebut kini sedang dalam tahap produksi di pabrik dan rencananya akan ikut dipamerkan di ajang Salone del Mobile 2021, sebuah pameran desain furnitur internasional di Milan, Italia. Tahun ini pameran tersebut ditiadakan karena pandemi.

“Dengan mengikuti OCIC saya dapat kesempatan bertemu dengan orang yang ahli di bidang fabrikasi furnitur sehingga bisa mengerti ada batasan-batasan yang bisa dibuat,” katanya.

Ditambahkan oleh Indra, desain yang bisa diproduksi secara luas itu tentu mendatangkan banyak keuntungan.

“Jika desain-desain yang sudah kreatif dan estetik ini bisa diproduksi dalam jumlah banyak, tentu menghasilkan revenue untuk para peserta,” katanya.

OCIC terbuka untuk para desainer, produsen, maker, Usaha Kecil Menengah dan Komunitas Kreatif yang memiliki karya furniture dan kriya. Ajang ini terbuka untuk semua insan kreatif dan tidak dibatasi oleh pendidikan formal atau usia.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com