Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Awas, Salah Diet pada Remaja Bisa Sebabkan Masalah Kesehatan

Kompas.com - 19/08/2020, 23:44 WIB
Bestari Kumala Dewi

Editor

KOMPAS.com - Kenaikan berat badan dan penurunan berat badan adalah dua hal yang menjadi perhatian para remaja.

Mereka seringkali mencari tahu bagaimana cara yang cepat untuk menurunkan atau menambah berat badan.

Ellen Rome, MD, MPH dari Cleveland Clinic menjelaskan risiko yang akan dihadapi dalam penurunan berat badan maupun penambahan berat badan pada remaja.

Baca juga: 3 Cara Mengatasi Masalah Berat Badan Anak

Penurunan berat badan

“Baik anak laki-laki maupun perempuan mempertanyakan tentang hal ini, dan saya memberi tahu mereka bahwa diet hanyalah sebuah kata dengan 4 huruf,” kata Rome.

Para remaja yang berdiet, atau membatasi asupan makanannya sesuai dengan kebutuhan tubuhnya, pada akhirnya berat badannya justru akan semakin bertambah dari waktu ke waktu, ini karena tubuhnya berusaha bertahan hidup ketika jarus melalui fase "kelaparan" berikutnya.

Pembatasan makanan yang berkepanjangan dapat membuat tubuh mencoba untuk menimbun makanan - untuk bertahan hidup di waktu makan selanjutnya yang biasanya cenderung akan menyebabkan tubuh kelaparan lagi.

“Kami sekarang juga memiliki sekelompok remaja dengan kelainan yang disebut ortoreksia, atau kecanduan makan yang terlalu sehat,” ujar Rome.

Makan sehat bisa berpotensi berbahaya, ketika kamu menyingkirkan kebutuhan bahan bakar atau energi untuk otak dan tubuh.

Yang harus diwaspadai adalah, pola makan menghindari lemak, protein-tanpa-karbohidrat, dan tren pola makan lainnya - sebenarnya tidak sehat untuk otak yang sedang berkembang.

Baca juga: Berbagai Diet Ekstrem yang Tidak Disarankan untuk Dicoba

Banyak remaja belum memahami, bahwa lemak bukanlah musuh. Untuk perkembangan otak yang optimal, mereka membutuhkan 50 hingga 90 gram lemak per hari sejak lahir hingga usia 26 tahun.

Tubuh juga menggunakan karbohidrat dengan cara yang penting. Menghindari karbohidrat memang dapat menyelamatkan nyawa penderita diabetes yang tidak bisa mempertahankan kadar glukosa normal saat mengonsumsi karbohidrat.

Tapi, itu bukan pola makan yang baik untuk remaja yang masih dalam masa pertumbuhan.

Untuk membangun glikogen - jenis energi yang butuhkan untuk ketahanan tubuh, remaja harus mengonsumsi karbohidrat setelah 20 menit menyelesaikan latihan atau berolahraga selama 90 menit atau lebih. Tanpa karbohidrat tersebut, tubuh tidak dapat membangun glikogen.

Baca juga: Mengapa Remaja Perlu Makan Daging?

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com