Meski hasil dari studi ini terdengar menjanjikan, ada beberapa hal penting lain yang perlu dipertimbangkan sebelum mengambil kesimpulan konkret.
Pertama, survei pola makan dicatat sendiri oleh responden, yang berarti mereka yang sangat yakin bahwa pola makan berperan dalam kesehatan kulit mungkin rentan untuk salah melaporkan apa yang mereka makan sehari-hari.
Kedua, mereka yang mengatakan bahwa mereka memiliki jerawat saat ini mungkin memiliki diagnosis yang salah, yang juga dapat menyebabkan kesimpulan yang tidak akurat.
Ketiga, kemungkinan adanya faktor lain yang dapat dikaitkan dengan jerawat seseorang yang tidak diukur dalam penelitian ini seperti tingkat polusi.
Yang terpenting, studi seperti ini dapat mengidentifikasi sebuah kaitan, bukan penyebabnya.
Dengan kata lain, penelitian ini dapat mengungkap korelasi antara kebiasaan makan dan prevalensi jerawat yang dilaporkan oleh berbagai orang, namun tidak membuktikan bahwa kebiasaan tersebut menjadi penyebab setiap individu memiliki jerawat.
Singkatnya, menghilangkan makanan dan minuman tinggi lemak dan tinggi gula dari pola makan dapat meningkatkan kesehatan kulit, tetapi mungkin juga pada beberapa orang ini tidak berpengaruh sama sekali.
Baca juga: Selain Hormon, Ini 6 Penyebab Jerawat Muncul
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.