Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 24/08/2020, 08:26 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini
Editor Wisnubrata

Hasil penelitian ini dipublikasikan dalam Journal of Family Psychology yang diterbitkan oleh American Psychological Association.

Multitasking

Ketika saya menjadi peserta Webinar “MindfulWork: Mengelola Stres dan Tetap Produktif” bersama Adjie Santosoputro (praktisi mindfulness dan emotionalhealing), saya jadi teringat ketika Adjie menyinggung soal multitasking pada perempuan. Multitasking pada perempuan ini contohnya seperti cerita di atas.

Dikatakannya bahwa perempuan memang jago soal multitasking dibanding laki-laki. Perempuan mampu bekerja secara bersamaan dengan jenis pekerjaan yang berbeda.

Contohnya seperti cerita di atas, seorang ibu rumah tangga sanggup mengurus rumah tangga seperti mengasuh anak, menemani belajar anak, memasak,menyiapkan hidangan, cuci piring, cuci baju, setrika, menyapu, membereskan rumah, dalam waktu yang bersamaan.

Sebaliknya, ada juga penelitian lain yang berbeda pendapat. Menurut penelitian dari University of Bergen melaporkan bahwa tidak ada perbedaan antara perempuan dan laki-laku dalam hal kemampuan multitasking.

Hal ini hasil penelitian yang menggunakan teknologi CMPT yang dirancang seperti pekerjaan sehari-hari. Penelitian dilakukan terhadap 66 perempuan dan 82 laki-laki yang berusia antara 18-60 tahun.

Apa pun hasilnya, multitasking pada dasarnya menciptakan suasana stres bagi pelaksananya. Multitasking bukan hal yang patut ditiru. Bukan hanya bagi ibu rumah tangga, tetapi bagi siapa saja, termasuk para karyawan kantoran.

Multitasking selain menciptakan suasana stres dan depresi, juga disinyalir menurunkan produktivitas kerja, menurunkan kualitas pekerjaan, tidak fokus, bahkan dapat jatuh sakit akibat kecapaian.

Baca juga: Bekerja Multitasking Justru Hambat Produktivitas

Mindfulness

Bagi ibu rumah tangga yang hingga saat ini menjalankan multitasking, ada baiknya mengikuti anjuran Adjie Santosoputro, praktisi mindfulness dan emotional healing, yaitu mempraktikkan mindfulness.

Apabila mengalami stres, sebaiknya stres itu dikelola saja. Stres yang pas dapat memicu produktivitas, sebaliknya stres berlebihan akan menurunkan produktivitas.

Apabila stres tidak dikelola, akan mengganggu kesehatan mental. Sedangkan mental yang tidak sehat akan mengganggu kesehatan fisik.

Oleh karena itu, menurut Adjie, agar terhindar terganggunya kesehatan mental dan fisik, perlu mengolah pikiran hingga tahap mindful (kesadaran).

Kemudian menerapkan mindfulness, yaitu momen kesadaran penuh ketika berlatih membawa perhatian penuh untuk apa pun yang dilakukan saat ini. Misalnya, melibatkan kesadaran ketika bernapas, melangkah, atau makan.

Mempraktikkan mindfulness, dapat dilakukan di rumah maupun di tempat kerja. Setiap hari cukup lima menit.

Dengan menerapkan mindfulness, seseorang akan sadar diri, bisa menerima realita yang terjadi saat ini, bisa berlapang dada, dan menjadi lebih tenang. 

Baca juga: Lelah Kerja? Cobalah Atasi dengan Mindfulness

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com