Juru bicara The British Coffee Association menambahkan, studi yang dilakukan James bersifat observasional, tidak menunjukkan hubungan sebab akibat dan melihat faktor lain seperti kebiasaan merokok atau masalah diet.
Artinya, studi itu tidak bisa menarik kesimpulan yang jelas, menurut jurubicara tersebut.
Namun, James mengklaim ada hubungan antara jumlah kafein yang dikonsumsi wanita selama masa kehamilan dan hasil kehamilan yang negatif.
Menurut James, penelitian itu bisa menjadi pertimbangan, jika melihat upaya yang telah dilakukan tim peneliti, serta bagaimana mereka mengendalikan faktor lain yang bisa membuat hasil penelitian menjadi rancu.
Variabel seperti massa tubuh, usia, riwayat kehamilan, penggunaan alkohol dan paparan polusi, semuanya telah dipertimbangkan dalam penelitian James.
"Berdasarkan temuan ilmiah saat ini, kami menyarankan wanita hamil dan menyusui untuk tidak mengonsumsi lebih dari 200 mg kafein per hari, sekitar dua cangkir kopi instan atau satu cangkir kopi saring," menurut Food Standards Agency.
Baca juga: Tanpa Gula, Kopi Hitam Lebih Bermanfaat untuk Kesehatan
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.