KOMPAS.com - Ketika sedang marah atau stres, tubuh akan bereaksi dengan mengaktifkan respons stres dari sistem saraf simpatik, yang akan mengarah ke peningkatan kadar kortisol.
Hal ini dapat membuat kita merasa jengkel, terganggu, impulsif, dan bahkan mungkin mulai makan secara emosional.
Mungkin Anda biasa mengalami momen di mana ketika sangat kesal dan marah, kemudian melampiaskannya dengan makan dan itu membuat suasana hati menjadi lebih baik.
Kebiasaan itu mungkin bisa membantu menenangkan Anda secara mental, namun bukan praktik yang sehat.
Penasehat gaya hidup sehat Luke Coutinho, belum lama ini menjelaskan melalui Instagram bahwa ketika kita makan saat marah, kesal dan cemas, itu akan berdampak pada keseluruhan sistem internal kita.
"Tubuh kita tidak dirancang untuk mencerna dan menyerap makanan saat kita sedang stres," ungkapnya.
1. Komplikasi perut
Tubuh kita memiliki dua sistem saraf, yakni sistem saraf simpatis dan parasimpatis. Keduanya berfungsi secara berbeda. Ketika kita marah, sistem saraf simpatis menjadi aktif dan akibatnya proses pencernaan terhenti.
Itu juga bisa menyebabkan tekanan darah, gula darah dan kadar kolesterol kita meningkat. Kondisi ini membuat tubuh sulit mencerna makanan dan menyerap nutrisinya.
Sementara itu, ketika kita tenang, sistem saraf parasimpatis akan bekerja. Kadar kortisol dan tekanan darah menurun dan tubuh kita mulai mencerna dan menyerap makanan dengan mudah.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.