Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Punahnya" Tren Sepatu Hi-Heels dari Muka Bumi, Apa yang Terjadi?

Kompas.com - 27/08/2020, 09:09 WIB
Glori K. Wadrianto

Editor

Sumber USA Today

KOMPAS.com - Masih ingat kapan kamu terakhir mengenakan sepatu hak tinggi? Ya, hi-heels.

Stiletto bagi Carly Mallenbaum adalah alas kaki wajib, yang selalu dia kenakan dalam berbagai kegiatannya selama bertahun-tahun.

Sebagai penulis gaya hidup dan fesyen di laman USA Today, Carly Mallenbaum yang menetap di Los Angeles, amat akrab dengan hi-heels.

Dalam keseharian pekerjaannya, ada tiga jenis pakaian yang biasa dikenakan Mallenbaum, yakni red carpet gown, pakaian olahraga berbahan spandex, dan tentu saja kostum Halloween.

Baca juga: Mulai Hari Ini, Pramugari Japan Airlines Tak Pakai Hi-heels dan Rok

"Saya memiliki hubungan yang baik dengan sepatu hak tinggi, selama bertahun-tahun," tulis Mallenbaum.

"Saya baru akan menghentikan sebuah sepatu hak tinggi hanya jika bagian karet di bawah sudah terkelupas dari alas dan ujung hak," sambung dia.

Jadi bagi Mallenbaum, hi-heels adalah alas kaki wajib dan juga barang kegemarannya, untuk menjalankan tugas dan juga bergaya -tentu saja.

"Saya memakainya untuk berbagai acara, dan saya tak pernah berpikir untuk menanggalkan sepatu ini lalu menggantinya dengan sandal jepit."

"Bahkan, ketika kaki saya sudah mulai terasa sakit, dengan tumit yang menegang, saya tidak akan menggantinya," cetus Mallenbaum.

Ketika pandemi datang

Namun ternyata, selama lima bulan terakhir ketika pandemi Covid-19 mulai melanda, Mallenbaum mampu meninggalkan hi-heels dan membiarkannya tersimpan di dalam lemari.

"Yang mengejutkan bagi saya adalah saya tidak merindukan sepatu-sepatu itu," kata Mallenbaum.

"Hal itu lantas membuat saya berpikir, apakah ketika semua ini masalah pandemi ini berakhir, apakah saya akan kembali memakai hi-heels?"

"Atau bahkan, akankah sepatu hak tinggi masih akan ada di antara kita?" ucap Mallenbaum.

Renée Fleming -misalnya. Dia adalah penyanyi opera yang memakai sepatu hak tinggi 12 centimeter saat menyanyikan lagu kebangsaan Amerika Serikat di ajang Super Bowl 2014 lalu.

Renée Fleming pun mengaku tidak berencana mengenakan hi-heels dalam waktu dekat.

Baca juga: Tips Agar Tak Tersiksa Saat Pakai Hi-heels

"Saya tidak berpikir akan memakai sepatu hak tinggi lagi," kata Renée Fleming kepada New York Times dalam sebuah wawancara baru-baru ini.

Lalu, apa yang Renée Fleming kenakan selama era virus corona? Tenryata, dia baru saja membeli selop.

Sementara, Mallenbaum mengaku "terjebak" dengan empat kategori alas kaki selama berbulan-bulan ini.

Ada sandal Velcro; dan kaus kaki berbulu halu, untuk dipakai saat berada di rumah sepanjang hari.

Lalu, sepatu kets yang dibeli Mallenbaum yang dibeli Mallenbaum pada bulan Maret lalu, untuk olahraga lari.

Dan terakhir, sepatu hiking yang dibeli Mallenbaum pada bulan Juni lalu, untuk perjalanan darat di areal taman nasional.

Ternyata, di AS, konsumen pengguna hi-heels pun mengikuti pola serupa.

Penjualan sandal melonjak

Menurut analis alas kaki dan aksesori NPD Group, Beth Goldstein, penjualan sandal melonjak dua kali lipat, di mana merek Crocs -khususnya, ternyata masih tetap populer.

Sementara, penjualan sepatu anjlok 70 persen pada periode Maret-Mei 2020, dibandingkan dengan periode yang sama di tahun 2019 -ketika kategori tersebut sudah turun 12 persen.

"Saya minta maaf untuk memberi tahu ini, sepertinya sepatu hak tinggi tidak memiliki kaki di zaman virus corona. Dan bahkan mungkin akan berlanjut lebih dari itu," kata Mallenbaum.

"Saya tak berpikir lagi untuk memakai sepatu hak tinggi, setelah kapalan hilang -dan juga  kesabaran, yang membuat rasa sakit memakai hi-heels dapat ditoleransi, membuat betis berkedut, ya stiletto pelan-pelan kehilangan 'peran'-nya," ucap Mallenbaum.

Faktanya, kata Goldstein, bisnis sepatu hak tinggi berjuang untuk bertahan selama beberapa tahun terakhir.

Kondisi itu terjadi karena telah lama kantor pun cenderung tidak terlalu "bergaya" dengan pilihan tersebut, sementara konsumen kian terbiasa dengan kasualisasi.

Baca juga: Pakai Hi-heels Tak Selalu Berdampak Buruk, Ada Manfaat Positifnya

Merek-merek fesyen kelas atas termasuk Gucci, Roger Vivier, dan Louis Vuitton sudah berupaya di bawah tekanan untuk menarik hati pembeli. 

Akhirnya, mereka pun masuk ke bisnis sneaker, sepatu flat, dan irisan yang memungkinkan dalam koleksi mereka.

"Stiletto agak ketinggalan zaman," kata Gabriella Santaniello, analis yang berfokus pada mode di perusahaan riset ritel A-Line Partners.

Gabriella Santaniello meramalkan, begitu orang mulai kembali bekerja dan mengikuti berbagai acara, mereka akan menanggalkan sepatu hak, dan hanya mengenakan sneaker untuk bergaya.

“Saya merasa, keadaannya tidak bisa kembali seperti semula,” kata Santaiello.

Mallenbaum pun berpendapat sama.

"Mengapa saya harus kembali mengenakan sesuatu yang menurut penelitian dan pengalaman membuat pergelangan kaki terkilir, merugikan kesehatan fisik saya?" kata dia.

Lagi pula, -tentu saja, sepatu hak tinggi tidak diperlukan untuk rapat melalui Zoom -juga tidak ada "pakaian kerja".

Ternyata kondisi ini memicu retailer terkenal macam Lord & Taylor, Ann Taylor, Loft, Neiman Marcus, Brooks Brothers, Men's Wearhouse, dan Jos. A. Bank memasuki ancaman kebangkrutan dalam beberapa minggu terakhir.

Setelah bertelanjang kaki untuk rapat online di rumah, mengenakan sepatu hak tinggi sekarang bagaikan mencoba kembali ke rumah orangtua, setelah terbiasa hidup bebas sendiri. 

"Saya bahkan tidak berpikir akan merindukan keuletan ekstra yang harus saya berikan demi menambah tinggi beberapa centimeter di badan saya," ujar Mallenbaum.

Setelah 150 hari bebas riasan dan bergaya kasual, Mallenbaum mengaku sudah terbiasa dengan penampilan yang 'datar' dan wajah berbintik-bintik.

Baca juga: Tampilan Seksi Kendall Jenner dengan Jumpsuit dan Hi-heels Tumit Unik

"Ketika saya melihat diri saya di cermin sekarang, saya tidak secara otomatis melakukan perawatan kulit dan berdiri di atas jari kaki, seperti dulu. Hal ini terasa amat bagus."

"Saya juga sudah terbiasa dengan rasa kaus kaki berbulu memijat bagian bawah kaki saya," sambung Mallenbaum.

Namun, menurut Mallenbaum, masih ada orang lain yang kecintaannya pada sepatu hak tinggi belum memudar. 

Pesohor Cardi B misalnya. Dia terus membagikan foto di Instagram dengan gaya modis berbalut sepatu Fashion Nova dan Dolce & Gabbana.

"Lalu, saya masih melihat wanita di toko bahan makanan dengan tetap memakai sepatu hak putih dan masker wajah Chanel yang serasi,' ujar Mallenbaum.

Kemudian, Sarah Jessica Parker juga masih terus memamerkan dan menjual sepatu haknya.

"Dia bahkan pernah membuat hi-heels berpasangan dengan masker baru-baru ini," sebut Mallenbaum.

Baca juga: Pastikan Sederet Bahaya Sepatu Hak Tinggi Ini Tak Kamu Alami

"Akan selalu ada konsumen yang suka berdandan dan bergaya sedikit lebih formal. Saya pikir masih ada peluang bisnis sepatu hak tinggi, kata Goldstein.

Tapi bagi Mallenbaum, sepatu hak tinggi mungkin akan mendapatkan "segmen" baru di masa depan.

"Mungkin untuk bergaya di kebun dalam masa karantina, atau alat bantu membuat konten Tiktok, atau untuk membuat video memecahkan balon dengan ujung hak," sebut Mallenbaum.

"Jadi mungkin, sepatu hi-heels akan menemukan habitat baru dalam kehidupan baru di masa depan, meski terdengar aneh, namun menenangkan," kata dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber USA Today
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com