KOMPAS.com - Dalam hidup, terkadang kita berpura-pura saat menghadapi sesuatu. Seperti berpura-pura tertawa atau bahagia di situasi yang seharusnya membuat kita bersedih.
Percaya atau tidak, berpura-pura dapat membantu saat kita merasa sedih, menurut para peneliti di University at South Australia.
Studi terbaru yang diterbitkan ke dalam jurnal Experimental Psychology mengungkap, berpura-pura tersenyum atau memberikan senyuman palsu bisa berdampak positif pada suasana hati.
Pada dasarnya, memicu otot wajah dengan tersenyum dapat memaksa otak kita untuk berpikir kita sedang bahagia.
"Ketika otot 'mengatakan' kita bahagia, kita lebih cenderung melihat dunia di sekitar dengan cara yang positif."
Begitu kata Fernando Marmolejo-Ramos, penulis studi dan ahli kognisi manusia dan buatan di University of South Australia.
Baca juga: Mengapa Bayi Tersenyum Saat Tidur?
Dalam studi ini, peneliti meminta 120 peserta yang terdiri dari 55 pria dan 65 wanita untuk tersenyum dengan memegang pena di antara gigi mereka. Hal itu memaksa otot wajah mereka membuat gerakan senyuman.
Peneliti menemukan, aktivitas otot wajah tidak hanya mengubah ekspresi wajah, melainkan juga menghasilkan lebih banyak emosi positif.
Marmolejo-Ramos menyebutkan, gerakan otot pada senyuman merangsang bagian otak yang disebut amigdala dengan melepaskan hormon untuk menghasilkan kondisi emosional yang positif.
Amigdala adalah bagian otak yang memungkinkan manusia untuk merasakan emosi.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.