Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 27/08/2020, 17:02 WIB
Gading Perkasa,
Bestari Kumala Dewi

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Sebagian besar ibu ingin bayinya lahir melalui persalinan normal. Walau demikian, ads sejumlah faktor yang membuat ibu harus menjalani persalinan caesar untuk kelahiran bayinya.

Di Indonesia, jumlah ibu yang melahirkan bayinya secara caesar terbilang besar. Dari data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2018, prevalensi tindakan persalinan caesar di Indonesia mencapai angka 17,6 persen.

Menurut Dr. dr. Ali Sungkar, SpOG (K), spesialis obstetri dan ginekologi konsultan fetomaternal, setiap ibu memiliki kondisi yang berbeda saat proses kelahiran anak.

Baca juga: Beyonce Ungkap Pengalamannya Jalani Operasi Caesar

"Persalinan caesar adalah salah satu prosedur pembedahan mayor yang sering dilakukan. Sectio caesaria (operasi cesar) merupakan tindakan efektif untuk menekan angka kematian ibu dan bayi."

Begitu kata Dr. Ali dalam seminar digital "Optimalkan Imunitas Anak Kelahiran Cesar dengan Mikrobiota Sehat" yang diselenggarakan oleh Nutriclub.

Ia menambahkan, proses persalinan cesar bisa terjadi jika melihat beberapa faktor, seperti:

- Persalinan tidak maju atau tidak mengalami perkembangan

- Bayi kekurangan oksigen

- Posisi dan presentasi bayi tidak sesuai

- Bayi yang akan dilahirkan kembar

- Kelainan letak plasenta

- Tali pusar keluar terlebih dahulu

- Kondisi kesehatan ibu

- Hambatan pada jalur (saluran) lahir

- Riwayat operasi caesar sebelumnya

Selain itu, menurut Dr. Ali, operasi caesar juga memiliki risiko, baik bagi ibu maupun bayi.

"Risiko untuk ibu seperti infeksi, perdarahan, reaksi anastesi, pembekuan darah, luka dan cedera operasi, serta risiko untuk kehamilan berikutnya," ujar dia.

"Sedangkan risiko bagi bayi yaitu masalah pernapasan dan cedera saat operasi."

Baca juga: Seberapa Cepat Pemulihan Luka Bekas Operasi Caesar

Manfaat ASI unyuk bayi lahir caesar

Ketika seorang ibu memutuskan untuk menjalani persalinan caesar, kata Dr. Ali, metode ini juga dapat berdampak pada sistem kekebalan tubuh bayi yang lahir.

Sebab, jalur (saluran) lahir akan memengaruhi kolonisasi bakteri dan mikrobiota saluran cerna yang penting bagi perkembangan imunitas anak.

Hal itu juga dibenarkan oleh Prof. Dr. Moh Juffrie, Spa (K), PhD, spesialis anak konsultan gastro hepatologi.

"Di dalam tubuh manusia terdapat mikrobiota atau bakteri yang mendukung fungsi normal tubuh."

"Fungsi mikrobiota bisa menguntungkan (bakteri baik) dan merugikan (bakteri jahat). Mikrobiota akan memacu sistem kekebalan, dan memproduksi antibodi di saluran cerna," tutur Prof. Juffrie.

Baca juga: Berapa Kali Seorang Ibu Dapat Jalani Operasi Caesar?

Mikrobiota saluran cerna, kata dia, didapat sejak bayi lahir dan berkembang hingga usia tiga tahun.

"Ketika pertama kali lahir, bayi dalam kondisi suci. Begitu dia melewati jalan atau saluran lahir ibu, maka bayi sudah terkontaminasi bakteri baik dan jahat. Inilah yang memacu sistem kekebalan bayi."

Karena itu, Prof. Juffrie mengingatkan, mikrobiota sangat penting dalam interaksinya dengan usus untuk memacu sistem kekebalan tubuh manusia.

"Mikrobiota sudah ada sejak lahir dan dipengaruhi metode kelahiran."

"Jika ibu melakukan operasi cesar, bayi lebih rentan kekurangan bakteri baik dan rentan terkena penyakit, karena ketidakseimbangan mikrobiota dalam sistem gastrointenstinal," katanya.

Hal yang bisa dilakukan para ibu jika mereka melahirkan bayinya lewat operasi caesar, menurut Prof. Juffrie, yaitu memberi ASI kepada bayi secara eksklusif.

"ASI punya kandungan lebih dari 200 spesies mikroorganisme yang dikenal sebagai probiotik dan human milk oligosaccharides atau disebut prebiotik," ucap dia.

"Kombinasi keduanya bisa membantu mempercepat kolonisasi dan jumlah bakteri baik pada bayi yang lahir caesar. Ini akan meningkatkan sistem imun bayi selama dua tahun pertama serta menurunkan risiko alergi."

Baca juga: ASI dan Menjaga Jarak Kehamilan, Cara Efektif Cegah Stunting pada Anak

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com